Senin 22 Jun 2015 06:18 WIB

UNY Loloskan 1.187 Pendaftar Calon Guru di Daerah Terluar

Red: Dwi Murdaningsih
Siswa-siswi Sekolah Dasar Petamburan 2 melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa-siswi Sekolah Dasar Petamburan 2 melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 1.187 dari 2.092 pendaftar program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal Angkatan V Universitas Negeri Yogyakarta lolos seleksi administrasi. Para pendaftar selanjutnya akan mengikuti tes online. Tes online itu diadakan dalam rangka rekrutmen peserta program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) yang akan ditempatkan di daerah .

Koordinator tes SM3T UNY Adi Dewanto mengatakan UNY menyelenggarakan tes bagi 24 program studi di antaranya Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Matematika serta Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi. "Para peserta akan menjalani tes kemampuan dasar, tes potensi akademik, dan tes lain sesuai dengan program studi masing-masing," katanya, Ahad (22/6).

SM3T sendiri program pengabdian sarjana pendidikan dari perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun. "Hal itu sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). SM3T merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T melalui Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia," katanya.

Pada SM3T Angkatan IV, UNY menempatkan pesertanya di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), masing-masing sebanyak 38 orang dan 37 orang, Kabupaten Gayolues, Aceh, sebanyak 56 orang. Selain itu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, sebanyak 51 orang, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, sebanyak 29 orang, dan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sebanyak 22 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement