Kamis 27 Aug 2015 02:15 WIB

Rektor: Pengusaha di Indonesia 1,65 Persen, Singapura 7 Persen Penduduk

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh.
Foto: Unsyiah
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh Prof Samsul Rizal menyatakan ada tiga hal utama yang akan membangun semangat wirausaha setiap individu yakni kreativitas, inovasi, dan kemandirian.

"Paling tidak, hal itu akan mengubah pola pikir lulusan perguruan tinggi yang selama ini secara umum berorientasi untuk menjadi pegawai negeri dan hanya sedikit menjadi pengusaha," katanya di Darussalam, Banda Aceh, Rabu (26/8).

Di sela-sela upacara wisuda pascasarjana, pendidikan profesi, sarjana dan diploma yang berlangsung di AAC Dayan Dawood Darussalam, Banda Aceh, ia menjelaskan negara ini tidak akan pernah maju, jika lulusan-lulusan terbaik perguruan tinggi hanya menjadi pegawai negeri.

Ia menyebutkan, secara umum, persentase jumlah pengusaha di Indonesia baru 1,65 persen dari jumlah penduduk. Persentase tersebut jauh tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, atau Thailand, yang masing-masing memiliki persentase pengusah sebanyak 7 persen, 5 persen dan 3 persen.

Sementara negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang bahkan memiliki jumlah pengusaha lebih dari 10 persen dari jumlah populasi.

Meskipun jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat minim, namun survey yang dilakukan oleh Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun 2013, menunjukkan bahwa keinginan berwirausaha masyarakat Indonesia adalah yang kedua tertinggi di ASEAN setelah Filipina.

"Kebanyakan masyarakat di Tanah Air memiliki keinginan yang tinggi untuk berwirausaha, namun masih takut untuk memulainya," katanya.

Samsul berpesan para lulusan universitas Jantong Hatee Rakyat Aceh itu agar tidak pernah berhenti untuk memulai dan tidak pernah memulai untuk berhenti. "Kami sangat yakin, bahwa setiap proses yang telah dimulai akan memberikan sesuatu yang positif dan tidak akan pernah gagal. Jika pun di mata manusia terlihat sebuah kegagalan, sesunguhnya Allah hanya menunda sebuah kesuksesan," katanya.

Dia menambahkan secara sumber daya, Indonesia sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dan sukses di masa depan. Menurut World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 2014-2015, meskipun daya saing global Indonesia masih kalah dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand, namun Indonesia sudah berada di atas Spanyol, Portugal, Kuwait, Turki, dan Italia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement