REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Berawal dari keresahan peternak terhadap tingginya prevalensi mastitis, Rifai, Ahmad Azmi Khoirul, Bekti Sri Utami, Handriawan Junianto, dan Mohammad Abdul Aziz mencoba mencarikan solusi.
Mahasiswa Universitas Brawijaya ini membuat sebuah alat terapi mastitis (radang kelenjar ambing) pada sapi perah yang disebabkan oleh bakteri patogenStaphylococcus aureus danStreptococcus agalactiae
Rifai mengatakan mastitis yang terjadi pada sapi perah dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, seperti penurunan produksi susu, penurunan kualitas susu, penyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi, serta pengafkiran ternak lebih awal.
“Jika penyakit mastitis ini dibiarkan pada kelenjar susu sapi, maka susu yang diproduksi akan ikut tercemar oleh bakteri,”kata Rifai, Rabu (23/9).
Pengobatan yang selama ini dilakukan adalah dengan menggunakan pengobatan antibiotik, seperti antibiotik dan antiinflam (mastitis klinis). Sayangnya, kedua bakteri tersebut mudah sekali resisten terhadap beberapa pengobatan antibiotik.
“Dengan menggunakan Mastitis Elecrical Biomedis (Mastimedis) dapat membunuh bakteri patogen penyebab mastitis dengan prinsip elekroporasi, yaitu bakteri akan mati pada frekuensi dan tegangan tertentu. Kami menginovasikan alat ini dengan prinsip elektroporasi, sehingga menghindari penggunaan antibiotik karena antibiotik dapat mengakibatkan residu pada susu yang tidak baik apabila terkonsumsi,” kata Rifa’i..
Mastimedis sebelumnya telah dilakukan pengujian secara elektronika, uji invitro dan uji invivo. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Puguh Surjowardojo, MP, alat ini akan terus diteliti dan dikembangkan untuk benar-benar dapat digunakan di seluruh peternak sapi perah di Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan produksi susu dalam negeri.