REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Mahasiswa Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) Fakultas Teknik UGM berhasil membuat alat pengatur cahaya lampu otomatis. Mereka adalah Muhammad Hasan Habib, Handika Putra, dan Irfan Joyokusumo.
Ketua Tim Peneliti Joss UGM, Hasan menjelaskan, model pengaturan intensitas cahaya lampu otomatis berbasis sensor cahaya alami ini dinamai Wireless Light Luxs Controller (Wi-LLC). Tujuannya yaitu mengurangi konsumsi energi listrik dengan memanfaatkan cahaya alami.
“Sekitar 9 sampai 20 persen konsumsi energi di Indonesia belum optimal, terutama di sektor pencahayaan. Hal itu mendorong kami untuk mencari solusi atas persoalan tersebut,” kata Habib, Rabu (2/2).
Berawal dari kenyataan tersebut mereka berupaya memanfaatkan cahaya alami dari sinar matahari untuk mereduksi penggunaan energi listrik. Melalui Wi-LLC, satuan tingkat pencahayaan (luxs) pada lampu konvensional dapat direduksi oleh tambahan luxs cahaya alami.
Alat ini akan bekerja saat cahaya alami masuk ke dalam ruangan. Ketika itu sensor akan menangkap rangsang cahaya tersebut. Selanjutnya, sensor akan mengirimkan data pada main controller secara wireless.
Kemudian main controller akan mengidentifikasi kuantitas cahaya alami yang diterima oleh sensor. Data yang diperoleh akan diolah dalam main controller, lalu hasilnya akan digunakan untuk mengendalikan lampu. Sehingga luxs yang dikeluarkan lampu berkurang sebesar luxs cahaya alami yang masuk.
“Misal ada cahaya alami masuk ruangan sebesar 20 persen, maka jumlah tersebut akan berkontribusi mengurangi kerja lampu hingga 20 persen. Jadi kerja lampu hanya 80 persen saja,” kata Handika.
baca juga: Kabel Ini Kawinkan Pengisian untuk Apple dan Android