REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA – Mahasiswa Universitas Airlangga membuat alat MEDSCUPE, sebuah mesin ergonomis untuk mencegah tertukarnya sampel di rumah sakit. Alat tersebut merupakan karya tim Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta (PKM-KC) mahasiswa Unair. Timnya terdiri atas Mokhammad Dedy Batomi (Otomasi Sistem Instrumentasi 2013), Mokhammad Deny Basri (Otomasi Sistem Instrumentasi 2013), Masunatul Ubudiyah (Keperawatan 2013), Pratama Bagus Baharsyah (Otomasi Sistem Instrumentasi 2013), dan Sucowati Dwi Jatis (Keperawatan 2014).
Penelitian dengan judul “MEDSCUPE: (Medical Specimens Cube Shipper) Alat Ergonomis Pengirim Dan Direct Labelling Spesimen Pasien Berbasis Pengolahan Citra Solusi Kasus Malpraktek Sampel Tertukar Di Laboratorium Medis” ini menerima dana hibah PKM dari Kemenristek DIKTI 2016. Menurut ketua tim, Mokhammad Dedy Batomi saat ini masyarakat sudah tidak asing lagi dengan kasus malpraktik, sampel uji tertukar, tidak valid, dan hasil uji lab yang lama tersampaikan, bahkan hilang. Hal itu disebabkan banyak faktor, antara lain tenaga kerjanya atau alat yang digunakan.
Saat ini di sejumlah rumah sakit mulai membangun mesin pipa penghantar specimen uji ke laboratorium. “Pada dasarnya specimen harus cepat diuji agar komponen di dalamnya tidak berubah. Selain itu juga menghindari peluang sampel tertukar saat semua dikerjakan secara manual,” ujarnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/7). Namun, menurutnya, mesin pipa tersebut belum secara penuh mengontrol otomatis pengiriman sampel.
Sesampainya sampel di ruang laboratorium, petugas masih harus memilah-milah sampel sesuai jenis untuk diantarkan ke tempat uji masiing-masing. Sampel tersebut jenisnya sangat banyak, antara lain, darah, urin, feses, jaringan, sputum dan lain-lain. “Hal ini membuka peluang tertukarnya sampel dan memakan waktu yang lebih lama. Itulah yang mengilhami tim PKM kami membuat sebuah terobosan mesin yang bisa mencegah tertukarnya sampel,” imbuh Dedy.
Mokhammad Deny Basri menjelaskan, Medscupe (Medical Specimens Cube Shipper) merupakan alat yang mempunyai sistem kendali dan kontrol spesimen berbasis pengolahan citra warna. Alat ini mampu meningkatkan efisiensi proses pelabelan maupun pengiriman spesimen pasien ke laboratorium. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kasus malpraktik sampel tertukar di laboratorium medis.
Efisiensi Medscupe terletak pada bagian pipa terakhir yang berhenti di ruang Lab medis rumah sakit. Medscupe memberikan percabangan otomatis yang memiliki kamera scanning citra solusi dan slot khusus pemisah sesuai warna yang dideteksi. Dengan demikian, spesimen dengan cepat akan terklasifikasi dan sampai di tempat analisis jenis specimen masing-masing dengan tepat. “Saya berharap alat ini nanti bisa dipatenkan dan terlebih bisa digunakan di pelayanan kesehatan, dan juga semoga PKM KC ini mempu menembus PIMNAS dan pulang membawa juara untuk Universitas Airlangga,” ujarnya.