REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lima Mahasiswa IPB berhasil mengembangkan inovasi jajanan tradisional Getuk menjadi instan yang siap bersaing pasar di tingkat ASEAN.
"Inovasi ini kami beri nama Gethuk Instan "Tukku" dirancang sebagai produk pangan siap saji yang memerlukan proses rehidrasi selama dua-tiga menit sebelum disajikan," kata Indra Purnomo salah satu dari lima mahasiswa penemu Gethuk Instan di Bogor, Jumat (5/8).
Ia menjelaskan, inovasi yang dihasilkan bersama rekan-rekannya memberikan solusi dengan menerapkan teknologi instanisasi pada panganan getuk. Getuk diketahui sebagai jajanan tradisional Jawa terbuat dari bahan singkong, biasa disajikan bersama kelapa parut dan dibungkus daun pisang.
"Sering kali makanan tradisional ini memiliki proses penyajian yang kurang praktis dan tidak tahan lama. Ini yang melatarbelakangi kami melakukan inovasi," katanya.
Menurut Mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB tersebut, dengan sentuhan teknologi ditambah penampilan yang menarik, getuk sebagai salah satu pangan lokal Indonesia dapat menjadi makanan kelas global.
"Getuk instan mampu bersaing di pasar ASEAN tanpa meninggalkan kearifan lokalnya," kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, produk tersebut dikemas dalam kemasan aluminium foil yang terdiri atas bubuk getuk instan dan kelapa parut kering sebagai pelengkap. Selain praktis, kondisi kering memungkinkan produk lebih awet sehingga dapat disimpan lebih lama.
"Satu kemasan getuk instan seberat 50 gram dijual seharga Rp 20 ribu, mampu menyediakan asupan 261,60 kkal, 52,46 gram karbohidrat, 1,58 protein dan 5,31 gram lekam," katanya.
Ia mengatakan, getuk instan telah mulai diproduksi secara komersial pada kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang bertempat di Pilot Pusat Antar Universitas (PAU), Departemen ITP IPB dan rumah anggota di Perumahan Dramag Pratama Blok B2, Jl Mahoni, Cibadak, Kabupaten Bogor.
Selain getuk instan, kelima mahasiswa ini juga memproduksi serbuk minuman instan yang dinamakan TUKKU Gethuk and Milk Drink sebagai varian baru yang diperoleh dari turunan adonan getuk singkong.
"Hingga 15 Juni 2016, total omzet yang diperoleh telah mencapai Rp 1,197 juta dengan profit sebesar Rp 598.500," katanya.
Indra menambahkan, getuk instan merupakan inovasi tim PKM 2016 bidang Kewirausahaan IPB yang lolos sebagai salah satu peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 29. Lima mahasiswa tersebut Indra Purnomo, Silvia Indriani, Dedi Candra, Gabriel Keefe Gazali dan Kevin Adrianus. Kelimanya dibimbing oleh Elvira Syamsir selaku dosen.
"Diharapkan inovasi ini menjadi model percontohan bagi pelaku usaha pangan di Indonesia untuk terus menggali dan mengembangkan produk lokal agar dikenal secara global. Usaha Tukku yang kami kembangkan diharapkan dapat berkembang, menjalin kerja sama dengan investor, agar bisa diproduksi massal," kata Indra.
sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement