REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berhasil meraih kualifikasi perguruan tinggi bintang tiga dari lembaga Quacquarelli Symonds (QS) yang berbasis di Inggris. Piagam kualifikasi ini diserahkan langsung oleh CEO QS Asia Pasifik, Mandy Mok, dalam acara QS Apple (QS Asia Pacific Professional Leaders in Education) ke 12 yang berlangsung di gedung konvensi pertemuan antar bangsa di Putrajaya, Malaysia, Selasa (22/11).
Wakil Rektor II UII Yogyakarta, Dr Nur Feriyanto penyerahan piagam atau sertifikat kualifukasi bintang tiga ini, menyusul hasil asesment yang dilakukan lembaga QS sejak awal tahun ini. ''Saat itu tim dari QS melakukan akreditasi seluruh kegiatan pendidikan di UII. Alhamdulillah kita bisa dapat bintang tiga, '' jelasnya.
Menurutnya, untuk mendapatkan kualifikasi bintang tiga, ada berbagai aspek yang dievaluasi. Antara lain, kondisi sarana dan prasarana, tingkat produktivitas publikasi jurnal ilmiah dalam dan luar negeri, kualitas dan kuantitas riset, dan keterlibatan civitas akademika UII dalam kegiatan internasuonal.
Dari berbagai aspek yang diasesment tersebut, UII mendapatkan kualifikasi bintang tiga. ''Untuk kualifikasi perguruan tinggi ini, lembaga QS membuat kategori bintang satu hingga bintang lima. Namun yang bisa mendapat bintang lima, hanya perguruan-perguruan tinggi yang sudah ternama di tingkat internasional. Karena itu, kita bersyukur UII bisa mendapat bintang tiga, '' katanya.
Kegiatan 12th QS APPLE yang berlangsung pada 22-24 November 2016, dibuka secara resmi oleh Raja Kesultanan Perlis Yang Dipertuan Agung Tuanku Syed Faizuddin Putra dan Sekjen Kementrian Pendidikan Tinggi Malaysia, Tan Sri Dr Noorul Ainur Mohd. Nur. Kegiatan diikuti para pimpinan dari sekitar 80 perguruan tinggi se Asia Pasifik.
Selain dari UII Yogyakarta, sejumlah perguruan tinggi negeri dari Indonesia juga terlihat membuka stand pameran di ajang exhibisi. Antara lain dari ITB Bandung, UGMYogyakarta, Unhas Makassar, Unair dan ITS Surabaya, serta dari Unbraw Malang. UII Yogyakarta menjadi satu-satunya PTS yang ikut membuka stand pameran di ajang ekshibisi tersebut.
''Kita bersyukur UII mendapat kehormatan untuk turut mendukung berlangsungnya QS APPLE dan berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan bergengsi ini, '' kata Dr Feri.
Menurut Feri, sejak tahun 2014 lalu, jajaran pimpinanan UII lainnya memang telah bertekad untuk menempatkan internasionalisasi perguruan tinggi sebagai salah satu prioritas kebijakan.
''Globalisasi harus disikapi perguruan tinggi di Tanah Air untuk tidak hanya bersaing di level nasional saja. Tapi juga harus mampu mengambil peran strategis dalam kompetisi internasional, '' kata Feri.
Dia menyebutkan, penerimaan bintang tiga dari lembaga QS menjadi awal yang baik bagi usaha internasionalisasi UII. “Kami bercita-cita untuk menjadi universitas terkemuka di level internasional yang juga bisa membawa manfaat bagi masyarakat dan komunitas luas, '' katanya.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Pemasaran, Kerjasama, dan Alumni UII, Hangga Fathana MA. yang turut hadir pada acara tersebut. Menurutnya, pencapaian ini menjadi motivator bagi seluruh civitas akademika UII untuk mencapai QS Stars yang lebih tinggi lagi. ''Tidak hanya bintang tiga, kita berharap kelak bisa mendapat bintang lima,” jelasnya.
Menurutnya, beberapa hal yang akan ditekankan dalam kebijakan ke depan, antara lain dengan meningkatkan peran serta UII dalam berbagai kegiatan internasional.
Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalui, UII telah mengirimkan tim tari untuk bersaing dengan 29 negara dalam Folklore Festival di Rusia. ''Alhamdulillah, dalam acara itu tim dari UIIberhasil mengharumkan nama bangsa dan almamater dengan membawa pulang enam penghargaan, '' kata Hangga.
Selain prestasi mahasiswa, dia menyebutkan, bidang penelitian juga menjadi pilar yang harus terus dikembangkan dalam rangka internasionalisasi.
Untuk tingkat nasional, kata Hangga, UII sebenarnya telah mendapat predikat sebagai perguruan tinggi mandiri atau predikat tertinggi dalam hal kegiatan penelitian dari Kemenristekdikti. Bahkan UII menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang meraih predikat tersebut, karena di Tanah Air hanya 16 PT yang mendapat predikat tersebut.
''Namun predikat tidak boleh membuat kita berpuas diri. Soalnya, untuk menjadi perguruan tinggi terpandang di tingkat internasional, masih banyak hal yang harus kita tingkatkan dalam kegiatan riset, '' katanya.