REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Trilogi menggelar bazar pertanian organik. Bazar yang dilaksanakan dibuka Rabu (8/2) dan akan ditutup besok (10/2) merupakan hasil dari kerjasama Universtias Trilogi bekerjasama dengan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina).
Melalui bazar ini, diharapkan negara dan masyarakat kita tidak hanya sadar bahwa hasil pertanian Indonesia sebenarnya sangat produktif. Tetapi juga, melalui kegiatan ini ingin menyosialisasikan bahwa setiap stakeholder juga harus kembali pada konsep pertanian organik.
“Selain untuk menjawab tantangan kedaulatan ekonomi, hadirnya Universitas Trilogi juga adalah bagaimana agar kedaulatan pangan bisa kita raih dengan secepat mungkin. Apalagi mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris,” ucap Rektor Universitas Trilogi Asep Saefuddin saat pembukaan acara Bazar Pertanian Organik di kampusnya.
Menurut dia, konsep pertanian organik ini sangat penting bagi kehidupan. Tidak hanya bagi petani, masyarakat, tetapi juga bagi keberlangsungan produk pertanian itu sendiri. "Jika tidak, bisa jadi bukan hanya kita yang mengkonsumi hasil pertaniannya menjadi tidak sehat. Tanah tempat bercocok tanampun akan menjadi tidak subur. Ini bisa menjadi petaka bagi pertanian kita,” kata Wakil Forum Rektor (FRI) ini.
Senada dengan Rektor Universitas Trilogi, Ketua Umum Maporina, Joko Sidik Pramono menuturkan dengan kembali ke konsep pertanian organik menjadikan hidup menjadi sehat. Selain itu, kata dia, postur tanah yang kena paparan pupuk yang tidak organik akan merusak tanahnya juga.
Berlangsung di pelateran parkir Universitas Trilogi, kegiatan ini juga diisi dengan beragam kegiatan. Selain bazar produk pertanian organik seperti cabe, buah naga, durian, alpukat, kecapi, bawang, dan lain sebagainya. Kemeriahan acara juga diisi dengan kegiatan lomba olah vokal, jaipong, dan pidato mengenai pertanian organik.