REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung membuka program S3 Pariwisata pertama di Indonesia. Menurut Ketua STP Bandung, Anang Sutono, saat ini, pihaknya sedang menyiapkan berbagai persyaratan agar bisa membuka program baru yakni Profesional Doctored Degree Program In Tourism and Hospitality.
"Semua mendorong kami untuk melahirkan S3 terapan itu. Tahun depan atau paling cepat September ini insya allah bisa kami buka," ujar Anang usai acara Dies Natalis STP Bandung ke 50, Ahad (12/3).
Menurut Anang, untuk mengembangkan program baru ini pihaknya sudah dibantu oleh profesor dari luar negeri agar bisa mengembangkan doktor yang profesional.
"Selama ini, kalau ada yang akan mengambil S3 Pariwisata itu harus ke luar negeri. Jadi, untuk membuka program ini syaratnya memang tak mudah," kata Anang seraya mengatakan, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah harus memiliki dua profesor dalam bidang pariwisata.
Dikatakan Anang, untuk membuka program S3 tersebut, STP pun sudah bekerja sama dengan profesor dari Perth. Jadi, semua persyaratan telah dipenuhi tinggal menunggu professor yang akan menilai kesiapan STP.
"Tinggal sekitar dua syarat lagi yang harus dipenuhi. Sekarang, tinggal komitmennya," katanya.
Terkait jumlah lulusan, menurut Anang, setiap tahun STP Bandung menghasilkan 700 orang lulusan. Mereka, hampir 57 persen pekerjaannya bergerak di sektor hospitality. Selebihnya tersebar di mice, event, dan travel.
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Ahman Sya, mengatakan, keberadaan perguruan tinggi (PT) sangat penting bagi pariwisata di Indonesia sebagai kawah candra dimuka. Apalagi, keberadaan STP Bandung yang terbaik se-Asean.
"Di Indonesia apalagi STP pasti terbaik. Karena, Standar mutu STP Bandung menjadi rujukan bagi perguruan tinggi wisata se- Indonesia. Saya, bersyukur sudah mencpai 55 tahun kita dorong jadi perguruan tinggi terbaik di dunia," katanya.
Ahman berharap, STP bisa terus menyiapkan SDM yang berkualitas dan bersaing. Daya serap, tenaga pariwisata di Indonesia sebanyak 12,4 juta yang berasal dari 4 kelompok. Yakni, ada yang direct (langsung) dan indirect (tak langsung).
"Kalau tenaga kerja yang langsung bekerja di bidang wisata se Indonesia jumlahnya mencapai 2,5 juta. Ini, disiapkan oleh Perguruan Tinggi, lembaga menengah, lembaga pelatihan dan lain-lain," katanya.