REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, Nusa Tenggara Barat, resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Rektor IAIN Mataram Dr H Mutawalli MAg mengatakan perubahan status IAIN Mataram ke UIN Mataram ini, setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) bersama lima perguruan tinggi lainnya.
"Perubahan status ini sudah ditetapkan melalui Perpres dan tinggal menunggu penyerahan dari pemerintah pusat," kata Rektor UIN Mataram Muttawali di sela-sela acara sertifikasi pembimbing manasik haji se Nusa Tenggara (NTB, Bali, NTT) di Asrama Haji di Kota Mataram, Sabtu (8/4).
Ia menuturkan, perubahan status IAIN ke UIN, diberikan kepada enam perguruan tinggi lainnya. Di antaranya UIN Mataram, UIN Imam Bonjol Padang, UIN Antasari Banjarmasin, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten. "Jadi dari 6 universitas yang berubah nama hanya UIN Mataram tidak mengambil nama tokoh. Kenapa, karena UIN Mataram milik masyarakat NTB," ucapnya.
Muttawali menjelaskan dengan perubahan status ini tantangan UIN Mataram semakin besar. Terutama bagaimana dengan kehadiran UIN bisa memberikan kontribusi kepada umat. Khususnya masyarakat di NTB. Apa lagi, saat ini NTB dikenal sebagai destinasi halal dunia.
"Kita sudah membuka program studi pariwisata syariah dan mulai tahun ini sudah merima mahasiswa. Kemudian juga ada beberapa program studi baru," tuturnya.
Kendati demikian, ditegaskan Muttawali, meski telah berubah menjadi UIN dan harus membuka program studi umum tidak otomatis menghilangkan program studi agama yang selama ini menjadi ciri khas IAIN. "Program studi umum 60 persen dan agama 40 persen," imbuhnya.
Lebih lanjut, saat ini UIN Mataram telah memiliki 27 program studi, 3 fakultas dan program pasca sarjana (S3) yang dibuka sejak 2016 dengan program PAI. Sementara, jumlah mahasiswa sudah mencapai 11 ribu lebih. "Jumlah mahasiswa ini juga menjadi syarat berubah status menjadi UIN," tambahnya.