REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sivitas Universitas Gadjah Mada (UGM) akan mempersembahkan kethoprak dalam rangka Dies Natalies 68. Tidak tanggung-tanggung, mulai rektor, guru-guru besar, dekan-dekan sampai mahasiswa akan mengambil bagian dalam kethoprak bertajuk Arok Dedes itu.
Sutradara Arok Dedes, Cahyaningrum Dewojati mengatakan, pagelaran ini memadukan budaya Jawa, gamelan dan Jawatimuran. Ia mengonfirmasi, mulai rektor sampai mahasiswa akan mengambil bagian dalam kethoprak tersebut.
"Pemainnya mulai dari rektor, profesor-profesor, dekan-dekan, mahaiswa sampai alumni," kata Ning saat konferensi pers di Fortakgama UGM, Kamis (21/12).
Ia menekankan, walau cerita yang diangkat merupakan sejarah yang berdarah-darah, semua akan dikemas sedemikian rupa lewat canda. Menurut Ning, karya ini sekaligus pembelajaran untuk generasi masa kini dan mendatang.
"Yaitu kekuasaan yang diraih penuh darah, ankara murka, tidak lain akan membawa kehancuran bangsa," ujar Ning.
Sementara, Haryanto yang berperan sebagai Ken Arok menuturkan, latihan untuk pagelaran ini baru dimulai sebulan lalu, dan rata-rata semua pemain belum pernah tampil untuk kethoprak. Karenanya, belakangan latihan semakin intens karena bisa tiga kali sepekan.
Bagi Haryanto, tokoh Ken Arok merupakan sosok pemimpin yang memang mulai dari lapangan, dan perlahan berhasil menjadi raja secara gagah untuk menguasai pemerintahan. Karenanya, ia merasa, kisah itu harus jadi pembelajaran bersama bagi pejabat-pejabat Indonesia.
"Sosok yang semangatnya tinggi, sehingga tentu banyak lagi hal-hal yang dapat diambil hikmahnya," kata Haryanto.
Kethoprak Arok Dedes sendiri akan tampil di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Jum'at (22/12) malam. Pagelaran akan dimulai sekitar pukul 19.00, dan terbuka untuk dinikmati masyarakat luas secara gratis.