REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Anak Agung Ngurah Surya Laksamana menciptakan robot pemantau aktivitas manusia lanjut usia (manula) dengan memanfaatkan teknologi "internet of things" untuk mengurangi resiko kematian.
Ditemui di kampus setempat di Surabaya, Kamis (8/3), mahasiswa Departemen Teknik Komputer itu mengatakan alat ini terdiri dari dua komponen, yakni robot pemantau dan sabuk yang dilengkapi dengan sensor accelerometer dan turtlebot serta penggunaan aplikasi official account line.
"Sabuknya dipastikan tidak mengganggu aktivitas, karena sifatnya wearable device, sebuah alat yang memang dirancang untuk digunakan pada tubuh manusia yang berhubungan dengan teknologi," kata Agung, sapaan akrabnya.
Cara kerja alat ini memanfaatkan internet sebagai media utama dan aplikasi obrolan line sebagai media komunikasi. "Pada aplikasi line, akan ada official account khusus yang di dalamnya ada menu pemantau, yang akan digunakan oleh keluarga yang bersangkutan," ujarnya.
Sebelum digunakan oleh pengguna, discovery cover atau scanner pada robot diarahkan untuk mendeteksi pancaran bluetooth dari sabuk untuk menentukan ruangan dalam rumah. Kemudian akan diolah menjadi database.
"Dengan menggunakan teknologi cubeacon yang terhubung dengan sabuk dan database. Jika manula terjatuh robot yang berada di dock (alat pengisian baterai) akan langsung menuju lokasi dan melaporkan keadaan terbaru manula lewat official account line yang sudah terhubung sebelumnya," tuturnya.
Data yang disampaikan berupa keadaan jatuh dan keadaan denyut jantung. "Dengan mengetahui denyut jantung maka akan diketahui tingkat kesehatan jantung manula. Dan alat kami dapat mendeteksi jatuh dalam segala posisi," ujarnya.
Untuk sistem pengisian daya menggunakan baterai pada sabuk dan sistem charging pada robot. Baterainya menggunakan baterai umum di pasaran, yang berbentuk silinder. Selama melakukan percobaan baterainya sangat tahan lama. "Jika manula tidak terjatuh, maka robot akan tetap berada di dalam dock untuk melakukan proses pengisian," ucapnya.
Ke depan, Agung ingin menambahkan data maps pada robotnya dan dapat berinteraksi secara langsung. "Kalau sudah ada maps, tidak perlu mengambil foto. Dan saya rasa Indonesia sangat membutuhkan teknologi seperti ini," tuturnya.