REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jumlah pelamar Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018 mengalami peningkatan. Tahun ini, jumlah pelamar sebanyak 26.050 orang atau 13 persen lebih banyak dibanding dengan tahun lalu yang mencapai 23.051 pelamar.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Drajat Martianto, melihat, kenaikan di atas 10 persen itu bisa diartikan sebagai tumbuhnya minat generasi muda terhadap IPB. "Dan juga, semoga, bisa jadi indikasi minat terhadap dunia pertanian juga meningkat," tuturnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (10/3).
Faktor penyebab peningkatan ini juga diakibatkan adanya pertambahan jumlah pelamar SNMPTN secara keseluruhan. Dari 523.077 siswa pada 2017, SNMPTN 2018 memiliki pelamar sebesar 590.830 siswa.
Untuk tahun ini, program studi yang paling diminati calon mahasiswa IPB adalah Ilmu Gizi. Prigram studi lain yang peminatnya di atas seribu orang adalah Agronomi dan Hortikultura, Agribisnis, statistika, Ilmu dan Teknologi Pangan serta Manajemen.
Meski meningkat secara kuantitas, Drajat belum bisa memastikan apakah kualitas pelamar juga meningkat dibandingkan tahun lalu. "Setelah proses seleksi selesai dilakukan, kita akan tahu apakah kualitas pelamar naik atau tidak," tuturnya.
Menurutnya, penting untuk dilakukan evaluasi kualitas. Sebab, tiga tahun terakhir, Indek Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata mahasiswa Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) sedikit menurun. Perlu dievaluasi, apakah penyebabnya semata karena kualitas input yang menurun atau karena proses pembelajaran kurang maksimal.
Dengan adanya evaluasi kualitas, Drajat menjelaskan, akan ketahuan penyebabnya, sehingga bisa dilakukan tindak lanjut yang tepat. "Di antaranya, pemutakhiran metode pembelajaran yang sesuai dengan karateristik siswa seperti meningkatkan penggunaan teknologi informasi," ucapnya.
Tahun ini, IPB akan menerima sekitar 4 ribu mahasiswa baru yang terbagi dalam beberapa jalur masuk.