Senin 26 Mar 2018 15:35 WIB

Mahasiswa Asal Indonesia Ikut Mengguncang Parade Chingay

Kontingen MDIS berhasil membuat para penonton kagum di parade terbesar di Asia.

Mahasiswa asal Indonesia ikut Parade Chingay 2018
Foto: Istimewa
Mahasiswa asal Indonesia ikut Parade Chingay 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa asal Indonesia di Management Development Institute of Singapore (MDIS) mengikuti Parade Chingay 2018. Bersama 60 pelajar internasional dari 10 negara di kampus itu, kontingen MDIS berhasil membuat para penonton kagum di parade terbesar di Asia yang berlangsung tiap tahun di Singapura itu.

Tampil dengan kostum berbahan hologram, dan model mobil terbang berskala 1:1 atau ukuran asli, kontingen mahasiswa ini memukau para penonton. Kendaraan unik itu dikonsep, didesain dan dibuat dengan printer 3D standard industri di Sekolah Teknik MDIS (MDIS School of Engineering). Mobil terbang tersebut merupakan model pertama yang dirakit oleh kontingen MDIS semenjak partisipasi mereka dalam parade itu.

Puspa Aroma, mahasiswa tingkat akhir di Bangor University program Bachelor of Science (Hons) in Business Studies and Finance dan Wakil Presiden Business Club Exco MDIS (2017-2018) mengatakan, selain mahasiwa asal Indonesia, termasuk dalam kontingen ini juga adalah mahasiswa asal Jepang, Rusia, Myanmar, Korea Selatan, dan Cina. Keberagaman kontingen ini merupakan refleksi dari kehidupan mahasiswa di MDIS yang multikultural yang menunjukkan persatuan dan persahabatan diantara mahasiswa dari kebudayaan yang berbeda.

“Saya senang saat saya dapat tampil di depan banyak penonton. Dengan berpartisipasi di Chingay, saya mengenal banyak teman baru dari berbagai negara dan beragam kebudayaan,” kata Puspa Aroma dalam keterangan resminya di Jakarta. Menurutnya, kegiatan ini adalah pengalaman yang sangat bagus dan tak terlupakan bagi dirinya.

Ra Woonjae, mahasiswa tingkat awal Teknik Elektro MDIS yang memainkan peranan penting dalam project ini mengungkapkan, mobil terbang ini memiliki panjang 3 meter dan tinggi 1,7 meter, dibuat dilengkapi oleh baling-baling berputar pada sayapnya yang merefleksikan visi mahasiswa sebagai kendaraan masa depan. Kendaraan ini merupakan project gabungan yang dipelopori oleh sembilan mahasiswa dari Sekolah Teknik MDIS dan melibatkan tujuh anggota staf yang bekerja lebih dari 100 jam. Mobil terbang tersebut juga menjadi simbol masa depan pendidikan, yang menunjukkan inovasi di bidang teknologi (3D printing) dan terhadap beberapa ilmu baru yang mulai bermunculan (precision engineering).

"Melalui project ini, kami tidak hanya memiliki kesempatan untuk menguji keterampilan teknik dan mencoba teknologi 3D printing yang tersedia di sekolah kami, namun kami juga memiliki kesempatan untuk bekerjasama dengan mahasiswa dari program lain. Melalui project ini, saya mendapat berbagai soft skill seperti kerjasama dan manajemen waktu yang akan membuat saya menjadi lebih baik di masa mendatang," kata Ra Woonjae.

Berbalut kostum sporty yang menggunakan bahan holografik, mahasiswa MDIS menampilkan tarian yang terinspirasi dari genre hip-hop dengan hentakkan musik Gloria Estefan, Conga. Kontingen ini juga memberikan clappers (alat untuk tepuk tangan) kepada penonton agar mereka dapat sama-sama menari bersama kontingen MDIS.

"Kontingen MDIS yang terdiri dari mahasiswa internasional dan lokal selalu senang untuk memperkenalkan elemen baru untuk Parade Chingay. Acara seperti ini membuat mahasiswa kita untuk benar-benar menunjukkan bakat dan kreativitas mereka, mulai dari memikirkan konsep mobil terbang hingga teknik koreografi yang mengajarkan kontingen untuk menari. Kami sangat bangga melihat bagaimana mereka berkembang melalui program pembelajaran yang ada di MDIS dan berbagai prestasi yang mereka capai," kata Jesline Wong, Direktur Senior Komunikasi MDIS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement