REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meresmikan program studi (prodi) DIV Teknik Perkeretaapian Politeknik Negeri Madiun (PNM). Pembukaan program studi ini dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di bidang perkeretaapiaan. Prodi ini rencananya akan dibuka pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini.
Nasir mengatakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan mandat kepada PNM untuk membuka program studi perkeretaapian mengingat perkembangan transportasi kereta api kian meningkat. Seperti pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, MRT, dan LRT di Palembang yang menjadi program prioritas pemerintah.
"Problemnya perkeretaapian Indonesia belum didukung SDM yang berkualitas. Baik itu pengoperasiannya yang ada di API (Akademi Perkeretaapian Indonesia) maupun industri perkeretaapian yang ada di PT. INKA (PT. Industri Kereta Api)," ujar Nasir melalui pesan tertulis kepada Republika, Sabtu (9/6).
Nasir melihat kebutuhan akan SDM untuk menunjang perkembangan perkeretaapian Indonesia sangat besar sekali. Untuk itu menurut dia, diperlukan sinergi antar kementerian seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian.
"Yang tidak kalah penting juga masalah peningkatan kapasitas SDM. Nanti kami akan mengirimkan engineer PT. INKA ke China. Ada sebanyak 15 orang yang akan dikirim untuk belajar pengembangan kereta api cepat," jelas Nasir.
Nasir mengingatkan, untuk model pembelajarannya agar dirancang tidak seperti kelas biasa, namun langsung berhadapan dengan laboratorium. Untuk tenaga pendidiknya, Nasir menyebutkan akan melibatkan praktisi dari PT. INKA yang memiliki sekitar 142 ahli di bidang perkeretaapian.
"Untuk dosen dari PT. INKA nanti akan kita berikan NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus). Walaupun syarat dosen harus S2, namun jika hanya S1 maka akan kita RPL-kan (Rekognisi Pembelajaran Lampau)," tutur Nasir.
Melalui RPL, Nasir menjelaskan para praktisi PT. INKA akan dilihat latar belakang akademiknya dan kompetensinya di bidang perkeretaapian yang akan disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Direktur Politeknik Negeri Madiun M. Fajar Subkhan mengatakan permintaan akan sumber daya manusia di bidang perkeretaapian semakin meningkat."Dibutuhkan sekitar 30ribu orang tenaga kerja. Jika dihitung per tahun butuh 3000 orang. Angka yg cukup besar dan harus diantisipasi untuk menyediakan SDM yang berkualitas," jelas Fajar.
Dia menyebutkan untuk menyiapkan prodi baru ini telah disiapkan beberapa kegiatan yang mengundang beberapa stakeholder terkait demi pentingnya kolaborasi dunia pendidikan dan industri. Dia berharap, ke depan prodi baru ini akan mendapat capaian maksimal.