Rabu 01 Aug 2018 22:50 WIB

ITS Kenalkan Manfaat Cahaya Melalui ISPHOA

ISPHOA membahas manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari.

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mencoba mengenalkan manfaat dari cahaya untuk kehidupan manusia kepada khalayak melalui kegiatan dua tahunan "International Seminar on Photonics, Optics and Its Application" (ISPHOA) di Surabaya, Rabu (1/8).

Ketua pelaksana ISPHOA, Dr rer nat Aulia Nasution di sela seminar itu mengatakan, cahaya memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Contohnya saja, di dunia medis beberapa operasi yang membutuhkan ketelitian tinggi sudah memanfaatkan laser sebagai media pemotong.

"Kondisi kesehatan juga dapat diketahui dengan memanfaatkan interaksi antara cahaya dan kondisi tubuh itu sendiri. Dari interaksi tersebut, akan dihasilkan sebuah data yang nantinya diolah sehingga dapat diketahui kondisi kesehatan manusia," kata pria yang akrab disapa Aulia.

Dalam bidang komunikasi, cahaya dapat dimanfaatkan sebagai kabel penghubung dengan kecepatan yang lebih baik dibandingkan tembaga yang biasa dipakai. Meski manfaatnya sudah banyak dirasakan, menurut Aulia tidak banyak masyarakat yang tahu aplikasi dari cahaya ini.

"Dengan adanya seminar semacam ini, khalayak akan tahu seperti apa manfaat cahaya yang tentu tidak sebatas sebagai sumber penerangan," tuturnya.

Profesor Malaysia, Prof Dr Harith bin Ahmad yang hadir sebagai pemateri mencoba memberi gambaran tentang beberapa inovasi baru dalam bidang pemanfaatan cahaya. "Nanomaterial yaitu penggunaan bahan (materi, red) berukuran sangat kecil masih menjadi fokus penelitian optika yang diminati di abad 21 ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, beberapa materi yang dapat bekerja dalam skala nano nantinya dapat dimanfaatkan sebagai sensor yang cukup efisien.

"Dengan ukuran sangat kecil, materi semacam ini akan praktis untuk digunakan karena alat yang tercipta tidak membutuhkan ukuran besar," katanya.

Hadir pula memberi gambaran perihal manfaat cahaya bagi kehidupan manusia ke depan Prof Shi-Wei Chu dari National Taiwan University, Kepala Biomedical Laser and Optics Group (BLOG) dari Swiss Prof Dr Ing Azhar Zam, Prof Sulaiman W Harun dari Malaysia, Prof Parvez Haris dari Inggris, dan Prof Percival F dari Filipina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement