Kamis 13 Sep 2018 16:03 WIB

UII Kirim Dokter untuk Khitan Massal di Timor Leste

Khitan massal akan berlangsung pada 15-16 September 2018.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pelepasan simbolis 10 dokter Universitas Islam Indonesia (UII) ke Timur Leste di Fakultas Kedokteran UII, Kamis (13/9)
Foto: Wahyu Suryana.
Pelepasan simbolis 10 dokter Universitas Islam Indonesia (UII) ke Timur Leste di Fakultas Kedokteran UII, Kamis (13/9)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memberangkatkan 10 dokter ke Timor Leste. Pengiriman ini dalam rangka melaksanakan khitan massal kepada sekitar 200 masyarakat Timor Leste.

Gelaran khitan massal itu merupakan permintaan dari Yayasan An Nur di Dili, Timor Leste. Ketua Yayasan An Nur, Anwar Dakosta mengatakan, permintaan telah disampaikan kepada UII sejak Juli 2018.

An Nur merupakan Yayasan Islam di Timor Leste. Mereka menjadi wadah bagi sekitar lima persen penduduk Muslim yang ada di Dilli, dan berkeinginan mewujudkan kebutuhan khitan umat Islam di sana.

Ia menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Sehingga, dokter-dokter Indonesia dirasa sudah sangat terbiasa dengan khitan dan kompeten untuk melaksanakan khitan.

Untuk itu, Anwar yang memiliki jejaring alumni-alumni UII di Timor Leste, melakukan komunikasi demi mengadakan kegiatan khitan massal. Permintaan itu dijawab Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Agama Islam.

"Banyak warga Timor Leste yang sebenarnya tertarik untuk melakukan khitan, namun masih ada keterbatasan penyelenggaraan dari sisi tenaga medis," kata Anwar, Kamis (13/9).

Khitan massal sendiri akan berlangsung pada 15-16 September 2018. Sebanyak 10 dokter dengan tiga di antaranya merupakan dokter spesialis bedah UII dikirim, dan akan kembali ke Indonesia pada 17 September 2018.

Dosen FIAI UII, Muzhoffar Akhwan menuturkan, FIAI merasa terpanggil atas niat tersebut. Terlebih, memang FIAI sendiri yang mengantarkan mahasiswa-mahasiswa praktik lapangan ke Timor Leste.

Sebenarnya, permintaan melakukan kegiatan khitan massal sudah diminta kepada mahasiswa-mahasiswa sejak bulan lalu. Tapi, pertimbangan-pertimbangan membuat pelaksanaan khitan massal baru bisa dilakukan bulan ini.

Pengalaman lalu, khitan massal tidak cuma diikuti mualaf dan umat Islam, tapi masyarakat yang non-Muslim. Karenanya, bila dilaksanakan khitan massal apalagi cuma dua hari memerlukan banyak tenaga.

Ia turut mengapresiasi sambutan kerja sama Fakultas Kedokteran UII. Muzhoffar turut berharap, gelaran khitan massal menjadi langkah awal yang membawa misi dakwah Islamiyyah dan ukhuwah Islamiyyah.

"Dan kegiatan khitan massal ini relevan dengan visi dan misi UII yang rahmatan lil alamin," ujar Muzhoffar.

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FK UII, Erlina Marfiyanti menjelaskan, Yayasan An Nur dan FK UII sudah melaksanakan MoU sejak dua tahun lalu. Kedua perwakilan telah pula melakukan studi banding.

Kerja sama terdiri dari dua poin yaitu penerimaan mahasiswa baru dari Timor Leste, dan pengabdian masyarakat. Untuk penerimaan mahasiswa sendiri belum terlaksana, dan khitan massal jadi perwujudan kerja sama pertama.

Ia menilai, kegiatan ini sebagai salah satu usaha mewujudkan catur dharma tentang pengabdian masyarakat dan dakwah Islamiyyah. Direncanakan sejak akhir Agustus, pelaksanaan tertunda karena saat itu fokus ke Lombok.

Erlina membenarkan, kegiatan khitan massal pernah dilakukan dengan melibatkan dokter-dokter Filipina. Tapi, ada hal-hal yang kurang baik karena kemungkinan dokter-dokter Filipina belum terbiasa khitan.

Untuk itu, khitan massal bagi warga Timor Leste berusia 20-35 tahun kali ini dilakukan langsung dokter-dokter UII. Kegiatan akan menggandeng setidaknya 20 paramedis Timor Leste.

"Salah satu langkah agar kita bermanfaat kepada sesama Muslim, apalagi bagi mereka yang di sana minoritas," kata Erlina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement