Senin 08 Oct 2018 22:25 WIB

Ridwan Kamil Mewisuda Ribuan Ibu di IPB

Sekolah Ibu diharapkan mampu membantu mengatasi persoalan yang ada di masyarakat.

 Sekolah Ibu mewisuda 2.040 peserta angkatan pertama.
Foto: Dok IPB
Sekolah Ibu mewisuda 2.040 peserta angkatan pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah Ibu mewisuda 2.040 peserta angkatan pertama di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu  (6/10). Sekolah Ibu merupakan salah satu program unggulan Kota Bogor di bidang pemberdayaan keluarga dan anak yang bekerja sama dengan departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Sabtu  (6/10) menyebutkan, Wisuda ini terasa spesial bagi para peserta yang merupakan kaum ibu di 68 kelurahan di Bogor. Hal itu  dikarenakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya, serta Rektor IPB Arif Satria turut hadir secara lansung memimpin prosesi wisuda.

Walikota Bogor, Bima Arya menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas terlaksananya program edukasi ibu angkatan pertama ini.  “Kita sebagai warga Bogor bersyukur mewarisi nilai-nilai luar biasa yang ada dari masa lalu," ujarnya.

photo
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan sambutan di acara wisuda Sekolah Ibu di kampus IPB, Dramaga, Bogor, Sabtu (6/10).

Ia mengemukakan, banyak riwayat menceritakan betapa sejahtera dan bahagianya kerajaan Padjajaran di masa lalu. "Apa yang kita lakukan dan usahakan hari ini akan diwariskan bagi generasi-generasi di masa depan. Kota Bogor, kota penuh cinta, kota yang keluarganya bahagia dan sejahtera. Terima kasih kepada IKK IPB yang terus melakukan penelitian awal dan membersamai program Sekolah Ibu ini. Inilah bentuk ikhtiar kita menjadikan Bogor ramah anak dan keluarga bisa tercapai,” ujar Bima Arya.

Rektor IPB, Arif Satria menyampaikan rasa terima kasih kepada kota Bogor yang terus mengajak IPB untuk berkolaborasi. Kerja sama antara Pemerintah Kota Bogor dan IPB tidak hanya terbatas pada Sekolah Ibu, namun program lainnya seperti “Mobil Curhat, Mobil Anti Galau”. Mobil Curhat adalah layanan konseling dan pendampingan terkait gizi dan keluarga. IPB juga memiliki Agrianita dengan kegiatan seperti Taman Kanak-Kanak (TK) dan Childcare Agriananda, Festival Dolanan Anak serta berbagai kegiatan lainnya.

“Riset di dunia dalam mengukur tingkat kebahagiaan menjadikan keluarga, teman dan pekerjaan yang baik sebagai dasar pertimbangan. IPB selalu berusaha untuk mengembangkan keilmuan terkait keluarga dan anak. Kami juga memiliki labschool karakter untuk membangun karakter terbaik bangsa lewat anak-anak. Selamat datang di kampus inovasi yang ramah keluarga dan ramah anak,” kata Rektor IPB.

Bertajuk “Mencerdaskan Seorang Ibu Sama dengan Menyelamatkan Suatu Bangsa”, program yang berlangsung sebanyak 20 pertemuan ini mendapatkan apresiasi langsung dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam pidatonya, Ridwan Kamil menyampaikan di era kepemimpinannya, Jawa Barat memiliki slogan “Jabar Juara Lahir Batin”. Yakni pemerintah tidak hanya akan mengurus tentang infrastruktur fisik, namun juga akan mengurus tentang kebahagiaan dan spiritual warganya.

“Kebahagiaan hadir dari terpenuhinya ekspektasi akan kebutuhan kita. Membangun hubungan baik dan harmonis di keluarga tidak selalu mudah. Berawal dari Kota Bogor, kita akan terapkan program ini di kabupaten dan kota lainnya di Jawa Barat. Kita jadikan Sekolah Ibu ini sebagai benteng kebahagiaan di atas lima nilai yaitu religius, bahagia, adil, kolaboratif, inovatif,” paparnya.

Ketua TP PKK Kota Bogor yang juga penggagas program Sekolah Ibu, Yane Ardian mengatakan, Sekolah Ibu bertujuan untuk menciptakan ketahanan keluarga. Pendirian Sekolah Ibu juga berangkat dari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat saat ini, dimana angka perceraian, kenakalan remaja, narkoba, dan pergaulan bebas  kondisinya sangat memprihatinkan.

“Kondisi itu, tidak hanya terjadi di Bogor, tetapi sudah menjadi masalah sosial yang terjadi secara nasional. Hal itu yang mendorong PKK Kota Bogor bergerak membantu pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satunya melalui Sekolah Ibu,” ungkap Yane.

Ia mengemukakan, kaum ibu dipilih karena ibu merupakan sosok utama yang memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Ibu memiliki banyak peranan dan mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan semua anggota keluarga. Seorang ibu memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga.

“Sekolah Ibu juga diharapkan mampu membantu mengatasi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Yaitu  dengan cara melakukan kegiatan peningkatan kapasitas bagi kaum Ibu melalui pemberian sejumlah materi yang dapat membekali mereka dalam menjalankan perannya, baik peran domestik maupun peran publik,” ujar Yane, isteri walikota Bogor yang juga mahasiswa S2 IKK IPB ini.

Sekolah Ibu telah dimulai secara serentak di 68 Kelurahan se-Kota Bogor pada Juli 2018. Pelaksanaan Sekolah Ibu dilakukan di aula-aula kelurahan  dalam dua kali seminggu selama kurang lebih tiga bulan. Peserta mengikuti perkuliahan 19 modul dan dibimbing oleh 122 tenaga pengajar sukarela yang datang dari berbagai latar belakang. Modul yang dimaksud adalah soal urgensi sekolah ibu, urgensi ketahanan keluarga, konsep dasar perkawinan dan fungsi keluarga, kesehatan reproduksi, mengenal otak dan kepribadian manusia dan menggali potensi diri.

Para ibu  diberikan materi mengenai rumah sehat, manajemen keuangan keluarga, komunikasi efektif suami istri, pertolongan pertama pada keluarga, peningkatan kesehatan keluarga dan manajemen konflik dan stress. Selain itu, peserta juga diberikan pengetahuan mengenai nilai dan pola asuh serta komunikasi dengan anak, komunikasi pada remaja, pembagian peran dalam keluarga, etika berpakaian, lima kunci keamanan pangan hingga keluarga cinta tanah air.

“Saya pribadi sangat bangga melihat perkembangan kaum ibu setelah mengikuti sekolah ini. Yang lebih terharu ketika saya didatangi beberapa ibu yang mengaku tidak jadi bercerai setelah menerapkan apa yang didapat di Sekolah Ibu. Ada juga ibu yang mengaku bisa lebih berkomunikasi dengan anaknya, berdiskusi segala hal, dan lain sebagainya,” tutur Yane.

Tampak hadir dalam kegiatan wisuda tersebut, jajaran Muspida Kota Bogor, Anggota DPRD Kota Bogor, para kepala dinas, camat dan lurah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement