REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Amany Burhanuddin Umar Lubis mengatakan sudah seharusnya PTKIN lebih proaktif dan merespons permasalahan-permasalah aktual di masyarakat dengan bertumpu pada moderasi agama.
"Kampus ini kan pusat intelektual jadi kita memang harus menyuarakan yang berkaitan dengan masalah yang di masyarakat. Masalah-masalah kenegaraan, isu-isu internasional. Sebagai intelektual, kampus Islam, kita harus punya sikap dan mengutarakan analisis kita," kata Amany kepada Republika.co.id usai lepas dan sambut Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa (8/1).
Dia menilai menilai pesan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada pelantikan tiga pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sebagai pelecut semangat bagi PTKIN untuk semakin maju.
Menurut Amany, UIN Jakarta mempunyai sumber daya manusia yang mumpuni untuk menjadikan UIN sebagai kampus terdepan berkelas dunia. Saat ini, terdapat 60 profesor dan seribu dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Para dosen UIN sering menyampaikan pendapat dan pandangannya baik dalam karya ilmiah maupun tulisan-tulisan di media massa. Kendati demikian, Amany mendorong para dosen lebih aktif lagi untuk merespons masalah-masalah di tengah masyarakat.
"Kalau dibiasakan didorong mengatakan pendapat itu akan sangat positif. Menulis menulis di media masa sudah banyak, sekarang menag menginginkan untuk lebih banyak lagi yang menulis tentang isu-isu nasional isu internasional di media masa supaya kampus kita terangkat secara reputasi," katanya.
Amany Burhanuddin Umar Lubis tercatat sebagai rektor perempuan pertama dalam sejarah kepemimpinan UIN Jakarta. Ia dilantik menjadi rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggantikan Prof Dede Rosyada yang telah memimpin sejak 2015. Amany dilantik pada Senin (7/1) bersama dua Rektor PTKIN lainnya yakni Sumanta sebagai Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dan Inayatillah sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tengku Dirundung Meulaboh.
Usai pelantikan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan agar para pimpinan PTKIN menjaga tradisi akhlak Islam dan intelektual yang harus berkembang di kampus-kampus PTKIN. Setiap pengembangan intelektual yang dilakukan PTKIN diharapkan berorientasi pada terwujudnya masyarakat yang berakhlak baik.
Selain itu, Menag juga menginginkan PTKIN menjadi kampus terdepan dan berkelas dunia. Hal tersebut, jelas Menag harus dilakukan dengan aktifnya civitas PTKIN dalam merespon persoalan aktual yang ada di masyarakat dengan bertumpu pada moderasi agama.
"Saya minta PTKIN harus lebih proaktif untuk speak out, speak up merespon persoalan masyarakat," kata Lukman.