Ahad 27 Jan 2019 03:01 WIB

Mahasiswa Anak Petani Diprioritaskan Dapat Beasiswa

Anjloknya harga kopra membuat mereka kesulitan membayar biaya kuliah.

Beasiswa (ilustrasi)
Foto: yeppopo.wordpress.com
Beasiswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Mahasiswa anak petani kelapa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Maluku Utara (Malut) diprioritaskan mendapat beasiswa dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut pada 2019.

"Mahasiswa anak petani kelapa diprioritaskan mendapat beasiswa dari Pemprov, karena mereka kesulitan membayar biaya kuliah akibat anjloknya harga kopra dewasa ini," kata Wakil Gubernur (Wagub) Malut, M Nasir Thaib di Ternate, Sabtu (26/1).

Sejak anjloknya harga kopra di Malut yang hanya mencapai Rp 3.000-an per kilogram (kg), para petani kelapa di daerah tidak lagi mengolah kopra untuk menghindari kerugian. Akibatnya mereka tidak lagi memiliki penghasilan untuk membiayai kuliah anak.

Wagub tidak menyebut secara rinci jumlah mahasiswa anak petani kelapa di Malut yang akan mendapat beasiswa dengan alasan masih dalam pendataan bekerja sama dengan seluruh perguruan tinggi dan swasta di daerah ini. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa anak petani kelapa tersebut, merupakan bentuk kepedulian Pemprov terhadap kelangsungan pendidikan anak petani kelapa, sebagai bagian dari generasi yang kelak akan melanjutkan pendidikan di daerah ini.

Salah seorang mahasiswa anak petani kelapa yang kuliah di Unversitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Riski Muale, menyambut positif atas kepedulian Pemprov Malut tersebut. Namun diharapkan beasiswa itu tidak hanya untuk membayar uang semester.

Masalahnya kalau hanya untuk uang semester, mahasiswa tetap akan kesulitan untuk kuliah karena masih membutuhkan biaya lain, seperti sewa kamar kos dan uang makan sehari-hari.

Oleh karena itu, ia mengharapkan kepada Pemprov Malut, agar beasiswa yang diberikan selain uang semester juga biaya sewa kamar kos dan uang makan, karena dengan harga kopra yang masih anjlok sekarang ini, orang tua belum memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sewa kamar kos dan uang makan.

Selain itu, Pemprov Malut harus segera mengupayakan naiknya harga kopra sampai di atas Rp 6.000 per kg, agar para petani kelapa di daerah ini bisa mendapat keuntungan dari mengolah kopra yang pada gilirannya tidak lagi kesulitan memenuhi kebutuhan kuliah anaknya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement