REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA- Sebanyak 10 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menjalin sinergi dengan The University of Newcastle Australia di bidang penguatan studi keluarga (family Studies).
Sinergi ini ditandai dengan penandatangan MoU antara pimpinan 10 PTKIN dengan perwakilan dari The University of Newcastle Australia.
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama, Suwendi, menyatakan orientasi PTKI ke depan harus pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing.
Untuk itu, konsentrasi di bidang kolaborasi riset, penguatan kapasitas SDM, dan publikasi karya-karya ilmiah serta ketergunaan lulusan PTKI terhadap dunia kerja perlu dilakukan.
“Perluasan akses dalam tingkat tertentu tetap dilakukan, tetapi perhatian pimpinan PTKI pada isu penguatan mutu, relevansi dan daya saing itu harus menjadi prioritas utama,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (30/1).
Suwendi mengakui kondisi dosen PTKI saat ini perlu afirmasi program yang memadai, mengingat jumlah guru besar PTKIN baru sekitar 4 persen dari sekitar 12 ribu dosen PTKIN. Direktorat PTKI mendorong kerjasama dengan Newcastle ini, guna terjadinya peningkatan kapasitas dosen PTKI, terutama melalui shortcourse riset dan publikasi ilmiah.
“Biasanya dosen terkendala dengan laporan penelitian dan karya-karya ilmiah yang terpublikasi pada jurnal sehingga mereka tidak memenuhi kriteria penilaian angka kredit fungsional dosen, akhirnya mentok, tidak naik ke jabatan fungsional yang lebih tinggi,” ucapnya.
Rektor UIN Yogyakarta, Yudian W Asmin, mengatakan pascaterbitnya regulasi tentang akreditasi perguruan tinggi yang baru, pimpinan PTKI dituntut berpikir inovatif untuk menyelenggarakan sejumlah inisiasi kolaborasi di bidang penguatan akademis.
Menurut dia, inisiasi kolaborasi ini perlu dilakukan dengan sejumlah instansi, baik dalam maupun luar negeri, termasuk kolaborasi riset, shortcourse, atau penerbitan jurnal dengan perguruan tinggi Universitas Newcastel Australia.
“Hari ini kita lakukan penandatanganan MoU ini agar PTKI benar-benar semakin berkualitas dan meraih yang terbaik,” jelasnya.
Mewakili University of Newcastle, Alan Hayes, menjelaskan program ini akan melahirkan dosen-dosen studi keluarga di UIN dan IAIN yang memiliki penguatan riset dan karya ilmiah yang terpublikasi di jurnal internasional.
“Mereka akan dilatih selama empat bulan di Australia dengan mekanisme kolaborasi antara UIN atau IAIN dengan kampus kami,”ungkapnya.
Hadir mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi. Penandatanganan MoU berlangsung di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (28/1).
Kesepuluh PTKIN tersebut adalah UIN Yogyakarta, UIN Sumatera Utara, UIN Palembang, UIN Semarang, UIN Mataram, UIN Aceh, UIN Makasar, UIN Surabaya, dan UIN Malang, serta IAIN Surakarta, Jawa Tengah.