Kamis 28 Mar 2019 20:22 WIB

Menristekdikti: Mahasiswa Harus Punya Keahlian Tertentu

Menristekdikti sebut yang dibutuhkan saat ini bukan hanya ijazah tapi keahlian

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti Mohamad Nasir
Foto: Antara/Kahfie Kamaru
Menristekdikti Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Profesor Mohammad Nasir berpesan kepada 4.000 mahasiswa bidik misi Universitas Brawijayan(UB) agar tidak hanya menggunakan ijazah untuk mencari sebuah pekerjaan. Namun mahasiswa juga harus memiliki keahlian tertentu.

"Karena saat ini adalah era revolusi industri 4.0. yang dibutuhkan bukan hanya ijazah tapi keahlian," ujar Nasir dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (28/3).

Menurut Nasir, tenaga manusia secara perlahan akan tergerus dan tergantikan dengan mesin atau Cyber Physical System. Hal ini bisa dilihat pada jalan tol yang sudah menggunakan e-money untuk transaksi pembayarannya.

Tidak hanya itu, dalam era revolusi industri 4.0 dibutuhkan kreatifitas yang akan menghasilkan inovasi-inovasi. Dari inovasi-inovasi tersebut akan memunculkan wirausaha muda yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Nasir menilai, munculnya start up unicorn yang saat ini menjamur di Indonesia merupakan salah satu contoh hasil kreatifitas anak muda di era revolusi industri 4.0. "Oleh karena itu, ketika seorang mahasiswa menempuh pendidikan di perguruan tinggi 30 sampai 40 persen kuliah sedangkan sisanya adalah kemampuan yang ada dalam diri sendiri," tegas Nasir.

Nasir mengaku, pihaknya memiliki program untuk memacu jiwa entrepreneurship melalui program mahasiswa wirausaha. Selain itu, kementerian juga akan memberlakukan program distance learning yang bisa diakses melalui ponsel. Semua ini bertujuan agar bisa lebih meningkatkan mutu atau kualitas lulusan.

"Dalam distance learning ini mahasiswa bisa kuliah dimana saja dan kapan saja. Satu dosen bisa mengajar hingga 1.000 mahasiswa. Permennya (Peraturan Menteri) masih kami kerjakan," tambah dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement