REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta pesawat milik maskapai penerbangan Merpati dan BUMN lainnya yang sudah tidak terpakai diberikan kepada perguruan tinggi. Pesawat yang tidak terpakai dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kampus.
"Kami akan berkomunikasi dengan dirjen yang mengurusi pengembangan, pesawat yang bisa digunakan praktik mahasiswa," kata Menteri usai meresmikan hanggar perawatan pesawat Politeknik Batam, Kepri, Kamis (18/7).
Hanggar perawatan pesawat Politeknik Batam saat ini hanya dilengkapi dua pesawat ukuran kecil, di antaranya Cessna. Menurut Menteri, dua pesawat itu tidak cukup untuk praktik mahasiswa.
Politeknik membutuhkan pesawat yang banyak digunakan industri penerbangan, yaitu Airbus dan Boeing. "Politeknik Batam memiliki peluang besar. Pertanyaannya, kalau pesawat modern, apa di laboratorium harus lama (pesawat lama), nanti enggak nyambung," kata dia.
Ia berharap lulusan Politeknik nantinya dapat langsung memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Karena itu, pesawat di laboratorium politeknik pun harus yang riil digunakan industri, seperti Airbus yang banyak digunakan Lion Air dan Boeing digunakan Garuda Airlines.
Menteri menyampaikan akan berbicara dengan Menteri BUMN, agar pesawat yang tidak terpakai bisa dibeli dengan harga murah. Apalagi, terdapat sejumlah pesawat jenis Boeing milik Merpati yang sudah tidak terpakai lagi.
"Harapannya Politeknik Batam bisa memasok SDM aircraft," kata dia.