Kamis 18 Jul 2019 16:54 WIB

Menristekdikti Minta Pesawat Merpati untuk Kampus

Pesawat yang tidak terpakai dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kampus.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir
Foto: Fakhri Hermansyah
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta pesawat milik maskapai penerbangan Merpati dan BUMN lainnya yang sudah tidak terpakai diberikan kepada perguruan tinggi. Pesawat yang tidak terpakai dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kampus.

"Kami akan berkomunikasi dengan dirjen yang mengurusi pengembangan, pesawat yang bisa digunakan praktik mahasiswa," kata Menteri usai meresmikan hanggar perawatan pesawat Politeknik Batam, Kepri, Kamis (18/7).

Baca Juga

Hanggar perawatan pesawat Politeknik Batam saat ini hanya dilengkapi dua pesawat ukuran kecil, di antaranya Cessna. Menurut Menteri, dua pesawat itu tidak cukup untuk praktik mahasiswa.

Politeknik membutuhkan pesawat yang banyak digunakan industri penerbangan, yaitu Airbus dan Boeing. "Politeknik Batam memiliki peluang besar. Pertanyaannya, kalau pesawat modern, apa di laboratorium harus lama (pesawat lama), nanti enggak nyambung," kata dia.

Ia berharap lulusan Politeknik nantinya dapat langsung memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Karena itu, pesawat di laboratorium politeknik pun harus yang riil digunakan industri, seperti Airbus yang banyak digunakan Lion Air dan Boeing digunakan Garuda Airlines.

Menteri menyampaikan akan berbicara dengan Menteri BUMN, agar pesawat yang tidak terpakai bisa dibeli dengan harga murah. Apalagi, terdapat sejumlah pesawat jenis Boeing milik Merpati yang sudah tidak terpakai lagi.

"Harapannya Politeknik Batam bisa memasok SDM aircraft," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement