REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kampus UGM menempati peringkat pertama perguruan tinggi berdasarkan penilaian kinerja penelitian periode tahun 2016-2018 yang dirilis Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Capaian ini menurut Direktur Penelitian UGM Prof Dr Mustofa Apt M Kes mengulang kesuksesan UGM dalam periode sebelumnya 2013-2015 yaitu menduduki posisi pertama.
Menurut Mustofa, pada tahun 2019 (hingga bulan November), capaian Kekayaan Intelektual (KI) yang dihasilkan UGM adalah 440 judul. Capaian kekayaan intelektual tersebut terdiri atas 123 paten dan 302 hak cipta, 7 merek, dan 8 desain industri. Pada tahun 2018, pencapaian kekayaan intelektual terdiri atas sejumlah 256 KI dengan rincian 70 paten dan 186 hak cipta. "Pada tahun 2019 capaian KI UGM menempati peringkat pertama nasional pada SINTA Kemenristekdikti hak cipta yang lahir di UGM," paparnya.
Ia berharap berbagai inovasi yang telah dihasilkan semoga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong pembangunan nasional. Menurutnya, salah satu riset inovasi yang telah dihasilkan yakni dari bidang kesehatan berupa inovasi katup celah semilunar 'INA Shunt' untuk penderita hidrosefalus. INA Shunt lahir dari tangan Dr dr Paulus Sudiharto Sp.BS(K), ahli bedah syaraf FKKMK. Alat kesehatan ini digunakan untuk mengalirkan cairan yang terkumpul di otak pada penderita hidrosefalus.
Selain itu Dr Andi Dharmawan Ssi MCs juga berhasil menemukan sistem pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak autopilot yang dinamai EDRONES. Ada pula peneliti Fakultas Kehutanan, Dr Agr Sc Ragil Widyorini ST MT yang menemukan papan komposit ramah lingkungan dari limbah pertanian.
Selain penelitian, bidang pengabdian tak kalah hebatnya. Menurut Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Prof Ir Irfan Dwidya Prijambada, selama dua tahun ini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan penghargaan kepada UGM sebagai perguruan tinggi terbaik berbasis kinerja pengabdian masyarakat.
Irfan mengatakan, salah satu kegiatan pengabdian yang dilakukan UGM adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dimulai pada tahun 1971 dengan fokus kawasan DIY, hingga kini telah menjangkau 32 provinsi di 111 kabupaten/kota, 182 kecamatan, dan 266 desa di Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
"Selama sekitar 2 bulan, para mahasiswa hidup di tengah masyarakat untuk belajar sekaligus memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat, berbekal pengetahuan yang mereka peroleh di kampus," ujar Irfan.