REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Wuhan meminta bantuan Pemerintah untuk segera mengevakuasi para pelajar dan juga mahasiswa keluar dari Wuhan. Ketua PPIT Wuhan Nur Musyafak berharap para pelajar dan mahasiswa di Wuhan bisa memeriksakan kondisi kesehatannya.
Sebab, saat ini para pelajar dan mahasiswa disana masih terisolisasi dan tanya beraktifitas di sekitar asrama. "Kami minta bantuan mengeluarkan teman-teman dari Wuhan dan mengecek kesehatan mereka," ujar Nur saat dihubungi wartawan melalui pesan singkat, Selasa (28/1).
Tak hanya itu, Nur juga mengungkap psikologi para pelajar dan mahasiswa sudah mulai terganggu karena derasnya informasi mengenai penyebaran virus Corona, baik di Wuhan maupun wilayah lainnya. Karena itu, Nur juga membutuhkan bantuan untuk menenangkan kondisi psikologi para pelajar maupun mahasiswa.
"Kami butuhkan bantuan untuk menenangkan psikologi teman-teman yang di Wuhan, karena sudah mulai down, dengab adanya banyak berita yang sangat dramalisir menambah beban mereka," ujarnya.
Saat ini, Nur mengatakan aktivitas para pelajar dan mahasiswa hanya berada di sekitar asrama tempat mereka tinggal. Sementara akses bantuan logistik sudah dipasok oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Cina.
"Untuk kebutuhan logistik KBRI sudah membantu," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui usai rapat koordinasi di Kemenko PMK terkait pencegahan penyebaran virus corona mengatakan, sebanyak 243 WNI berada di Provinsi Hubei, China. Sebanyak 100 WNI di antaranya berada di Kota Wuhan.
Retno mengatakan, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dan berkomunikasi langsung dengan pihak KBRI di Beijing untuk mengetahui kondisi terkini di China secara umum maupun di Kota Wuhan. Menurut laporan dari pihak KBRI, masih ada beberapa toko yang beroperasi di Wuhan meski menjual barang dan logistik dengan harga yang lebih tinggi.
Retno memastikan pemerintah Indonesia memberikan bantuan agar WNI tetap bisa membeli logistik tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Retno menyebut WNI di Wuhan juga kekurangan masker sehingga pihaknya akan mengirimkan masker dari Indonesia ke Wuhan melalui penerbangan maskapai Garuda Indonesia ke Beijing.
"Kami sudah kontak BNPB dan BNPB akan kirimkan masker melalui Garuda ke Beijing, dari Beijing sudah kontak layanan pengiriman yang mendapat izin dari otoritas Tiongkok untuk masuk ke wilayah yang dikarantina. Mereka bersedia," kata Retno.