REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Dinas Pendidikan Kota Semarang mengakui sampai saat ini belum menyiapkan guru untuk menghadapi perubahan kurikulum yang direncanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Pastinya penyiapannya harus terstruktur. Kami masih menunggu dari pusat yang akan melatih guru terpilih menjadi 'master trainer'," kata Kepala Disdik Kota Semarang Bunyamin di Semarang, Selasa.
Selanjutnya, kata dia, para "master trainer" yang berasal dari kepala sekolah, pengawasa, dan guru pilihan itu akan melatih guru-guru lainnya dalam pengimplementasian kurikulum pendidikan baru.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya sejauh ini belum menerima informasi jumlah guru dari Kota Semarang yang akan dikirim menjalani pelatihan "master trainer" untuk menyiapkan guru menerapkan kurikulum baru.
"Kami masih menunggu petunjuk lebih lanjut. Petunjuk dari pusat ke provinsi dulu, baru ke kabupaten/kota karena memang terstruktur. Berapa guru yang terpilih dari Semarang kami belum tahu," katanya.
Berkaitan dengan kurikulum baru, dia mengakui sejauh ini baru menerima informasi secara global, seperti pola pendekatan yang diterapkan, tetapi belum secara terperinci hingga praktik dan teknisnya.
"Saya sendiri tahu baru secara umum dari Pak Menteri (Mendikbud M. Nuh, red.) waktu kunjungan ke Semarang. Secara umum, kurikulum baru menggunakan pendekatan tematik-holistik-integratif," katanya.
Nantinya, kata dia, pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dilakukan lebih komprehensif dalam menyelesaikan persoalan dengan melibatkan kontribusi berbagai berbagai pelajaran terkait.
"Kalau dulu matematika diajarkan 'an sich', misalnya penjumlahan dan pembagian, nantinya lebih diimplementasikan. Ya, secara umum seperti itu, selebihnya menunggu petunjuk lebih lanjut," kata Bunyamin.