REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini merupakan hari istimewa bagi Lena. Sebab, anak satu-satunya, Rama, akan masuk sekolah dasar pertama kalinya. Usai sahur dan shalat subuh, Lena bergegas menyiapkan keperluan sekolah Rama. Mulai dari seragam sekolah putih-putih, sepatu, buku, dan tas sekolah yang semuanya baru.
Hari masih gelap saat Lena meninggalkan rumahnya di Jalan Dukuh Pinggir, Tanah Abang Jakarta Pusat, pada pukul 05.50 WIB. Dari rumahnya, dia menggunakan angkot untuk sampai di sekolah baru Rama, SDN 03 Bendungan Hilir. Beruntung, karena masih pagi, jalanan belum macet. Ia dan anaknya sampai di sekolah pukul 06.00 WIB.
Lena memang sengaja datang lebih awal pada hari pertama masuk sekolah. Sebab, dia harus beradu cepat dengan orang tua murid lain demi mendapat kursi di baris paling depan untuk anaknya. Beruntung, saat tiba di kelas, dia masih menemukan kursi di baris terdepan untuk anak kesayangannya. "Biar dia mudah nerima pelajaran," ujar Lena.
Seperti orang tua pada umumnya, perempuan berusia 29 tahun ini menganggap, duduk di baris terdepan dapat membuat anak lebih konsentrasi saat belajar. Tak heran, jika ia rela berangkat lebih pagi demi mendapatkan itu. Bel sekolah berdentang pukul 06.30 WIB, tanda pelajaran dimulai. Rama dan puluhan siswa baru lainnya masuk ke dalam kelas yang telah ditentukan. Lena, beserta orang tua murid baru lainnya, dengan setia menunggu di depan kelas. Sesekali, dia mengintip anak lelakinya tersebut dari jendela kelas.
Hari pertama sekolah memang tidak berlangsung lama. Sebab, hanya diisi dengan perkenalan saja. Tepat pukul 08.00 WIB, kelas sudah bubar. Setiap anak langsung berhambur ke luar kelas mencari orang tuanya masing-masing, tak terkecuali Rama. "Kata bu guru besok sekolahnya pakai baju Muslim," ujar Rama pada ibunya.
Lena mengatakan, akan terus menunggui Rama di sekolah selama satu pekan ke depan. "Selanjutnya antar jemput pakai ojek saja, karena saya kan harus kerja," ucapnya.