Selasa 09 Sep 2014 03:09 WIB

Permainan Tradisional Miliki Semangat Mendidik

Rep: c67/ Red: Agung Sasongko
 Seorang turis asing mencoba permainan tradisional congklak pada acara Jakarta Festival Museum Day 2012, di Taman Fatahillah, Jakarta Barat, Sabtu (19/5).  (Prayogi/Republika)
Seorang turis asing mencoba permainan tradisional congklak pada acara Jakarta Festival Museum Day 2012, di Taman Fatahillah, Jakarta Barat, Sabtu (19/5). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Badan Kepala Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan (KBPMPP) Pemkab Sleman, Nurul Hayah meminta kepada setiap kecamatan untuk menyediakan sarana dan prasarana permainan tradisional untuk anak.

Hal tersebut, sebagai upaya untuk tetap menghidupkan permainan tradisional tersebut. “ini juga untuk mewujudkan Sleman menjadi kabupaten layak anak, ujar, Nurul, Senin (8/9) seusai acara puncak hari anak nasional kepada wartawan.

Menurut Nurul, anak-anak perlu dibuatkan forum untuk berkreasi dalam permainan tradisional. Ide untuk dibuatkan sarana untuk permainan tradisional datang dari anak-anak sendiri. Oleh karena, kata Nurul, hal tersebut disambut positif oleh Pemkab karena juga sat ini permainan tradisional juga mulai ditinggalkan.

Nurul menambahkan, permainan tradisional mengajarkan kebersamaan. Sebab, dalam permainan tradisional selalui dimainkan secara bersama-sama. Ia menilai permainan tradisional memiliki semangat gotong royong yang sangat kental.

Lebih lanjut, Nurul menjelaskan, berkembangnya permainan modern juga perlu untuk diteliti mengenai dampak kepada anak. Ia berpendapat, dampak permainan tradisional dalam hal tertentu melebihi dari permainan modern.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement