REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Anies Baswedan menilai tata cara berdoa sebelum dimulai dan penutupan proses belajar bermasalah. Itu lantaran tata cara berdoa seperti itu didominasi agama tertentu. Dampaknya, Anies berencana menyusun tata tertib untuk mengatur proses berdoa siswa.
Atas ide itu, dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla sependapat dengan gagasan Anies. Bahkan, ia mendukung agar mantan rektor Universitas Paramadina tersebut mengubah doa dengan mempromosikan Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Menteri Anies B.: Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama. | Setuju!" katanya melalui akun Twitter, @ulil.
Menurut Ulil, sekolah negeri sudah menjadi tempat yang mengajarkan eksklusivisme. Hal itu dinilainya kurang tepat lantaran sebaiknya sekolah yang dimiliki negara menjadi tempat yang mengajarkan toleransi antarpemeluk agam.
"Sekolah-sekolah negeri yang dibiayai pajak dari rakyat sudah semestinya menjadi tempat pembenihan sikap keagamaan yang toleran. Bukan eksklusivisme," kata politikus Partai Demokrat itu.
Ulil melanjutkan, "sekolah-sekolah negeri semestinya mengajarkan agama dengan pendekatan 'dialog antar-agama'. Toleransi perlu dipupuk sejak dini." Menurut dia, "Syarat demokrasi yang sukses di Indonesia adalah tidak adanya sentimen sektarianisme yang destruktif dan pemahaman keagamaan yang toleran."