REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyeriusi program edukasi keuangan untuk kalangan pelajar tingkat sekolah menengah pertama (SMP), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi meluncurkan buku bertajuk "Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan" di SMP Lab School Kebayoran pada Senin (23/2). Buku tersebut akan menjadi alat bantu edukasi keuangan kepada siswa untuk kwgiatan ekstrakulikuler.
"Ini merupakan langkah strategis kita untuk memperkenalkan layanan keuangan sejak dini," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S Soetiono. OJK, lanjut dia, telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar ke depan, literasi keuangan akan dimasukkan dalam materi pelajaran wajib bagi pelajar. Bahkan rencananya materi tersebut akan dimasukkan dalam kurikulum Kemendikbud.
Berdasarkan data yang dihimpun OJK, jumlah pelajar SD sampai SMA berjumlah 37,7 juta jiwa. Mengingat Jumlah tersebut cukup banyak, Titu, sapaan akrabnya, menyadari pentingnya kalangan pelajar mendapatkan pemahaman seputar industri keuangan.
Menghadiri acara peluncuran buku, Mendikbud Anies Baswedan mengharapkan adanya pemerataan informasi tentang OJK dan IJK. Menurutnya, pendidikan keuangan sejak dini bukan hanya untuk pelajar di kota, tapi harus merambah hingga ke daerah. "Pendidikan keuangan bukan hanya milik pelajar kota, tapi pelajar desa di seluruh Indonesia, biar masyarakat desa juga pandai memanfaatkan teknologi dan informasi," ujar Anies.