REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Pendidikan (Dindik) berencana terapkan Techno Park Edukasi sebagai implementasi program teaching factory yang mengintegrasikan teori dengan praktek. Kegiatan ini bekerjasama dengan PT Banten Global Edukasi (BGE), Perguruan tinggi serta pihak pelaksana teknis seperti industri.
“Kami bersama PT Banten Global Edukasi (BGE) membangun Techno Park Edukasi yang lebih mengedepankan praktek berdasarkan teori yang didapat para siswa SMK di sekolahnya masing-masing,” kata Kepala Dindik Banten Engkos Kosasih Samanhudi, Jumat (6/3).
Teaching factory sendiri adalah konsep pendekatan pembelajaran yang terarah kepada pembekalan peserta didik dan peserta latih untuk mendapatkan keterampilan utama melalui aktivitas sesuai dengan standar industri. Atau dengan kata lain konsep pembelajaran berbasis produksi.
“Ada beberapa SMK yang akan menjadi pilot project program ini. SMKN 2 Pandeglang di bidang pertanian terutama hand tractor, SMKN 2 Kota Serang di bidang perikanan terutama mesin tempel perahu, dan SMKN 1 Cilegon di bidang tooling atau perkakas,” papar Engkos.
Techno Park dan Teaching Factory memadukan kegiatan pendidikan dan penelitian dengan proses produksi layaknya kegiatan di industri untuk menghasilkan suatu produk unggulan. "Kita mengeluarkan program ini untuk mengembangkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK), agar merek mampu membuat produk unggulan seperti motor tempel, Traktor dan Hand Tool ini yang akan menjadi branding Banten, " ungkapnya.
Dengan adanya techno park ini, Engkos berharap siswa SMK mampu mengeluarkan kreativitas dan keterampilan melalui aktivitas yang dirancang dan dilaksanakan sesuai standar industri. Agar para siswa mampu membuat produk unggulan Banten yang bisa bersaing di pasaran. "Kita berharap dengan adanya program ini, mampu memancing dan memacu anak anak SMK mampu menghasilkan produk melalui kreativitas mereka," kata Engkos.