REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menggalakkan Jumat Sehat kepada para mahasiswa baru. Jumat Sehat yang digelar setiap hari Jumat ini untuk menanamkan akhlak dan perilaku yang baik kepada mahasiswa.
Rektor Universitas Krisnadwipayana Dr Abdul Rivai mengatakan Jumat Sehat bertujuannya untuk membentuk karakter lulusan Unkris. Jadi disamping memiliki akademik yang membanggakan, mereka juga memiliki sikap dan prilaku yang baik di masyarakat. "Peduli sesama, tidak sombong, pandai bergaul. Itu yang diharapkan," ujarnya, Jumat (10/4).
Kegiatan yang dilakukan dalam Jumat Sehat ini di antaranya, pelatihan baris berbaris yang dikombinasikan dengan diskusi. "Materinya adalah wawasan kebangsaan, Pancasila, Undang-Undang Dasar, dan NKRI," kata Rivai.
Dia menjelaskan pelatihan baris-berbaris untuk meningkatkan disiplin mahasiswa, materi wawasan kebangsaan untuk memupuk jiwa nasionalisme, dan diskusi untuk menambah keilmuannya agar meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai yang diamanatkan UU Pendidikan Tinggi.
Rivai menambahkan, diskusi yang dipandu oleh para dosen ini dilakukan di luar kelas. "Hari Jumat itu tidak ada kuliah, mereka berdiskusi di koridor kampus secara berkelompok," ujar Rivai yang baru menjabat rektor sejak empat bulan lalu ini.
Jumat Sehat ini, lanjut Rivai, diwajibkan kepada mahasiswa baru selama satu tahun. Pada tahun berikutnya, beberapa mahasiswa terpilih selanjutnya akan menjadi instruktur yang membimbing mahasiswa baru. "Ini untuk regenerasi agar programnya berkelanjutan," ujaWakil Rektor III Unkris Slamet Supriatna mengatakan Jumat Sehat ini sudah dimulai sejak 3 tahun lalu di Fakultas Ekonomi ini kemudian dikembangkan kepada seluruh fakultas yang ada di Unkris.
Selain itu, lanjut Slamet, Unkris akan menitikberatkan pada fokus group discussion (FGD) untuk meningkatkan intelektualitas mahasiswa. Slamet menjelaskan, FGD ini membahas isu-isu aktual agar mahasiswa tidak langsung turun ke jalan tapi membahas dahulu di kampus dengan dosen senior. "Kita berharap mahasiswa itu bersikap rasional, objektif, tapi kritis,"ungkapnya.
Tidak hanya itu, Slamat menambahkan, para mahasiswa juga akan dididik oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat, seperti lembaga bantuan hukum (LBH) dan di Indonesian Legal Resource Center (ILRC). "Jadi kita undang narasumber yang punya kompetensi di bidang keilmuan. Mereka punya strategi menjalankan FGD itu seperti apa, sehingga FGD-nya lebih terarah," kata Slamet.