REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Computer Based Test (CBT) telah memasuki hari kedua, Selasa (14/4). Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan menyatakan, UN dengan sistem baru ini dapat mengirit biaya hingga 30 persen.
Anies menjelaskan, UN berbasis komputer sangat irit karena tidak perlu mencetak soal. Karena tak ada soal dalam kertas, maka tidak ada biaya logistik untuk mendistribusikan kertas soal berikut lembar jawabannya ke sekolah-sekolah.
Menurut Anies, ada 7,3 juta peserta UN tingkat SMA/sederajat di seluruh Indonesia. Negara harus menanggung biaya Rp 80 ribu per siswa peserta UN.
"Mengirim kertas sama dengan mengirim batu. Jadi dengan ini lebih efisien, minimal sampai 30 persen," kata Anies usai meninjau pelaksanaan UN CBT di SMK 1 Boedi Oetomo, Jakarta Pusat, Selasa (14/4).
Pelaksanaan UN berbasis komputer ini juga mendapat respons positif dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menilai, UN berbasis komputer yang baru dirintis di beberapa sekolah sudah berhasil menjadi proyek percontohan yang nantinya akan diterapkan di seluruh Indonesia.
"Menurut saya cukup berhasil karena hanya ada tiga sekolah yang mengalami kendala. Kalau dipersentase hanya 0,6 persen," kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut dalam kesempatan yang sama.