REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang baru saja diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan akan masuk ke dalam komponen non-Kurikuler dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurutnya, hal ini masuk ke dalam komponen ini karena pihaknya tidak ingin menambah beban belajar para siswa.
“PBP masuk ke komponen non-Kurikuler bukan intra kurikuler,” ungkap Anies saat Jumpa Pers Peresmian Program Penumbuhan Budi Pekerti di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/7).
Anies menjelaskan, program PBP ini akan diterapkan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Ia juga menegaskan, kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan bisa menciptakan sekolah yang menyenangkan dan menumbuhkan budi pekerti yang baik. Mengenai kegiatan program ini, Anies menyatakan, upaya-upaya tersebut bisa menjadi pembiasaan dan kebudayaan nantinya.
Menteri Anies menyebutkan salah satu contoh tujuan dari kegiatan program ini. Dalam hal ini, tambah dia, yakni para siswa bisa menerapkan hidup bersih dalam hidupnya. Menurutnya, tujuan dari program itu harus dimulai dengan ‘diajarkan’. Setelah diajarkan tentang hidup bersih, Anies mengatakan, mereka perlu ‘dibiasakan’. Kemudian, kata dia, program tersebut mulai ‘dilatih secara konsisten’.
Selanjutnya, kegiatan hidup bersih sudah menjadi ‘kebiasaan’. Setelah itu, ia mengatakan, sikap hidup bersih akan menjadi ‘karakter’ pada para siswa dan warga sekolah lainnya. Kemudian, tambah dia, hasil kegiatan itu diharapkan bisa menjadi budaya di Indonesia.
“Itu salah satu contoh kegiatan yang diharapkan bisa menjadi kebudayaan nantinya di Indonesia,” kata dia.
Menurut dia, semua kegiatan itu butuh proses yang tidak bisa dilaksanakan dengan cepat. Untuk itu, Anies berharap seluruh komponen masyarakat terutama sekolah bisa berkerjasama dalam menerapkan PBP. Sehingga, kata dia, tujuan untuk membentuk kebudayaan di Indonesia bisa diterapkan dan ditumbuhkembangkan dengan baik.