Jumat 06 Nov 2015 16:58 WIB

Lulusan SMK Banyak Menganggur, Ini Tanggapan Kemendikbud

Rep: c13/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengangguran di Italia
Foto: eutimes.net
Pengangguran di Italia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lulusan SMK disebut paling banyak menelurkan pengangguran di Indonesia. Direktur SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mustaghfirin Amin menganggap, itu hal biasa.

“Itu biasa dalam siklus pengambilan data,” ujar Mustaghfirin kepada Republika.co.id, Jumat (6/11). Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang atau bertambah 320 ribu orang terhadap Agustus 2014. Pengangguran paling banyak terjadi pada lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) SMK mencapai 12,65 persen dari total jumlah pengangguran. Jumlah pengangguran SMK bahkan terus meningkat jika dibandingkan dengan periode Agustus 2014 yang mencapai 11,24 persen dan Februari 2015 9,05 persen.

Menurut Mustaghfirin, pengambilan sampel data biasanya diambil pada Agustus dan Februari. Sementara pada Agustus, siswa SMK kelas tiga baru lulus dan baru menerima ijazah. Kemudian, pihak industri juga masih proses mencari lulusan SMK untuk direkrut bekerja di perusahaannya.

Untuk mendapatkan pekerjaan, mereka biasanya butuh waktu tiga hingga enam bulan. “Pada Februari akan terbukti angka lulusan SMK akan turun daripada sebelumnya,” kata Mustaghfirin.

Mustaghfirin mengungkapkan, sebanyak 80-an persen lulusan SMK dipastikan mendapatkan pekerjaan. Mereka biasanya mendapatkan pekerjaan dalam rentang waktu tiga hingga enam bulan. Sementara sisanya, yakni 10 hingga 12 persen melanjutkan kuliah.

Dari lulusan yang mendapatkan pekerjaan, Mustaghfirin mengatakan, hampir sebagian besar bekerja sesuai dengan bidangnya. Namun ada juga sedikit lulusan yang mendapatkan pekerjaan berbeda dengan bidangnya.

“Misal lulusan akuntansi bekerja di bagian administrasi perkantoran. Nah, itu masih ada kemiripan,” ungkap dia. Ia juga menambahkan, akan sulit menemukan lulusan SMK semisal bidang otomotif yang bekerja di bagian administrasi. Karena itu, ia menegaskan, lulusan SMK bekerja sesuai dengan bidangnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement