REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Siswa SMA Negeri 3 Semarang berdemonstrasi meminta Kepala Sekolah, Bambang Nianto Mulyo bertanggung jawab atas kegagalan siswa IPA reguler pada SNMPTN 2016.
Aksi demonstrasi dilakukan siswa dengan membentangkan sejumlah poster di sela pertemuan orang tua dengan SMAN 3 Semarang yang berlangsung di Ruang Multimedia SMAN 3 Semarang, Kamis (12/5). Poster-poster itu bertuliskan, antara lain "Terima Kasih, Pak, Karena Sudah Sembrono", "3 Tahun Kami Mengejar Nilai Sia-Sia Karena Bapak", dan 'Kesembronoan Anda, Citra Sekolah Kami Hancur".
Setelah itu, siswa sempat menempelkan poster-poster itu di pagar lapangan tenis yang berada di depan ruang multimedia, namun salah satu guru mendatangi siswa meminta poster-poster itu diturunkan. Siswa menuruti keinginan guru itu, namun para siswa kembali membentangkan poster di depan ruang multimedia menyambut orang tua siswa, guru, dan kepala sekolah yang keluar dari ruangan.
Seluruh siswa program IPA reguler SMAN 3 Semarang yang berjumlah 380 orang tidak ada yang lolos SNMPTN 2016, sementara program IPA akselerasi ada 14 siswa lolos dan IPS yang lolos 22 siswa.
Salah satu siswa SMAN 3 Semarang, Rizky mengatakan para siswa, terutama IPA reguler mengaku kecewa, terutama terhadap kepala sekolah yang dianggap menyebabkan mereka gagal menembus SNMPTN. "Kasihan teman-teman. Ada yang menang olimpiade, lomba, dan sebagainya, tetapi gagal SNMPTN. Kami ingin Pak Bambang (kepala sekolah) bertanggung jawab. Itu aja," kata siswa IPA reguler itu.
Para siswa, kata dia, sudah membaca berbagai artikel dan pemberitaan mengenai kegagalan seluruh siswa IPA reguler SMAN 3 Semarang yang menunjukkan kesalahan saat input data nilai dari sekolah. "Pak Bambang sendiri malah menyalahkan siswa dengan mengatakan input data tanggung jawab kami. Kami tambah kecewa karena disalahkan. Yang melakukan input nilai adalah petugas admin," katanya.
Para siswa, lanjut dia, meminta sekolah untuk bertanggung jawab, terutama menyiapkan siswa untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) setelah kegagalan pada SNMPTN.