REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belanda menjadi salah satu tujuan favorit mahasiswa Indonesia yang ingin menimba ilmu baik jenjang S1, S2 maupun S3. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengaku senang dengan besarnya animo mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di negeri Kincir Angin.
"Jumlah mahasiswa Indonesia terus bertambah, begitu juga jumlah beasiswa yang ditawarkan Belanda. Kurang lebih ada 1.500 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Belanda, kami dengan senang hati selalu menyambut setiap tahunnya," kata Rutte saat berpidato dalam acara bertajuk Alumni Reception and Dinner Nuffic Neso Indonesia di Jakarta, Selasa (22/11) malam.
Rutte meyakni pertukaran informasi dan mahasiswa Belanda dan Indonesia berjalan dengan baik selama ini. Pun, ia senang melihat alumni mahasiswa Indonesia dari negeri Oranje yang berkecimpung di dunia pemerintahan, swasta dan berbisnis.
Di tengah pidatonya, Rutte sempat bertanya siapa saja alumni yang bekerja di instansi pemerintahan, swasta dan berwirausaha. Melihat jumlah alumni yang mengangkat tangannya, terlihat lebih banyak yang bekerja di instansi swasta daripada pemerintahan.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, Belanda merupakan salah satu mitra penting di benua biru untuk Indonesia.
"Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belanda sudah berlangsung sangat lama. Dalam situasi yang sulit pun Indonesia dan Belanda tetap menjalin komunikasi," kata Retno, yang juga lulusan Haagse Hogeschool di Belanda ini.
Retno berharap mahasiswa Indonesia lulusan universitas Belanda mampu menjadi jembatan dalam meningkatkan hubungan bilateral antarkedua negara. Kurang lebih 10 ribu mahasiswa Indonesia telah mengenyam pendidikan di negeri Bunga Tulip, termasuk Wakil Presiden RI pertama Mohammad Hatta, mantan Menteri pPendidikan Ki Hadjar Dewantara dan arsitek Undang-undang Dasar 1945, Soepomo.
Alber Simorangkir, salah satu alumni universitas di Belanda, mengungkapkan menuntut ilmu di negeri Kincir Angin sangatlah berkesan. Menurut dia, lingkungan di Belanda termasuk warganya sangat terbuka terhadap mahasiswa dari penjuru dunia manapun.
Albert menambahkan, keberadaan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda juga sangat membantu, sehingga jarang sekali merasa kesepian atau homesick. Sistem belajar yang diterapkan di universitas Belanda juga sangat mumpuni.
"Apa yang Anda lihat seperti di film Negeri van Oranje itu realitasnya sama. Hanya saja selama belajar di universitas Belanda manapun, sebagai mahasiswa harus dibiasakan disiplin dengan tugas yang diberikan," kata lulusan Universitas Erasmus Rotterdam ini kepada Republika.co.id.