REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memetakan sekolah rawan tawuran di sejumlah daerah di Indonesia.
"Memang ada rencana itu dan kita pernah melakukan, tapi hanya wilayah Jabodetabek," kata Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Hamid Muhammad di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (20/3).
Ia menjelaskan, pemetaan akan dilakukan pada sekolah-sekolah yang memiliki siswa potensial melakukan kekerasan atau tawuran. Ia menyebut, sebenarnya data tersebut ada pada 2012-2013, tetapi tidak pernah diperbarui.
Hamid menjelaskan, berdasarkan data itu, setidaknya ada 60 SMA/SMK di wilayah DKI Jakarta yang potensial siswanya melakukan kekerasan. Sementara di Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) ada 40an sekolah.
Pemerintah dan pihak terkait, ia melanjutkan, memberikan perlakuan khusus pada sekolah-sekolah tersebut, yakni dengan melatih semua anak bermasalah di sekolah terdata oleh Polri dan TNI. Para anak-anak akan mendapat pelatihan dan pemahaman ihwal kedisiplinan.
"Sekarang karena muncul lagi, kita akan update. Nah, update potensi sekolah tawuran, itu di polda, di Polda Metro Jaya ada petanya," ujar Hamid.
Kendati pemerintah akan memetakan sekolah rawan tawuran, Hamid meyakini, data tidak akan didapatkan dalam waktu sebentar. Alasannya, data-data harus diminta dari polda dan sejumlah instansi. Ia menyebut, pemerintah pernah memetakan sekolah rawan tawuran di Medan, Makassar, Surabaya dan Bandung.