Selasa 23 May 2017 17:02 WIB

'Guru Penting Memiliki Soft Skill'

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang guru mengajar di kelas.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang guru mengajar di kelas. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti madya pada Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud, Nur Barlian Venus Ali menyebut, guru harus memiliki beragam soft skill dalam mengajar.

"Penelitian kami, guru penting memiliki soft skill," kata dia dalam Seminar Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5).

Ia mengatakan, penelitian itu fokus untuk merumuskan bagaimana mewujudkan guru yang kebinekaan dalam praktik di dalam maupun luar lingkungan sekolah. Ia mengingatkan, Indonesia merupakan negara yang beragam, baik, suku, budaya, agama, etnis dan lain-lain. Pemahaman itu, menurutnya, harus terpatri dalam soft skill guru.

"Intinya memberikan pendidikan inklusif, misal pembagian kelompok siswa, dengan adanya proyek bersama itu (perbedaan) bisa melebur. Asosiasikan keberagaman melalui emosional positif," tutur Barlian.

Selain itu, ia mengatakan, guru harus membuat anak memiliki kemerdekaan berpikir. Sebab, kemerdekaan berpikir dapat membuat anak nyaman dalam menyampaikan pendapat. "Tanamkan pada anak bahwa banyak jalan menuju kebenaran, kebenaran memiliki banyak sisi. Peran pemerintah perlu memfasilitasi," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement