Jumat 26 May 2017 17:43 WIB

Menag Laporkan Perkembangan Universitas Islam Internasional Indonesia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin berserta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara melaporkan progres dari persiapan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lukman mengatakan ada tiga persiapan yang dilakukan yakni persiapan lahan, penyusunan akademik dan kurikulum, serta regulasi.

Terkait dengan lahan, Lukman mengatakan pada 9 Mei 2017 lalu sudah ada serah terima lahan dari Radio Republik Indonesia (RRI) kepada Kementerian Agama sehingga status tanahnya kini sudah tidak dipersoalkan. Kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga menyatakan sudah ada tiga kontraktor yang akan mengikuti lelang dan mereka akan mempersiapkan masterplannya.

"Kurikulum juga sudah mendekati final, ke depan itu adalah tahap kita mulai melakukan rekrutmen tidak hanya pada calon mahasiswa juga pada calon dosen karena kita ingin mendapatkan guru besar terbaik yang bisa mengajar di universitas ini," ujar Lukman di Kantor Wakil Presiden, Jumat (26/5).

Lukman berharap tahun ini bisa menuntaskan masterplan pembangunan UIII, sehingga pada 2018 mendatang bisa dilakukan peletakan batu pertama dengan membangun ruang prioritas terlebih dahulu seperti ruang kuliah dan asrama. Menurutnya, pembangunan UIII menggunakan dana dari APBN dan tidak menutup kemungkinan ada berbagai macam sumbangan internasional yang akan berkontribusi.

"Bagaimanapun juga sekarang kita hidup di era global dan paham islam yang moderat itu dibutuhkan dan mereka sangat berharap Indonesia agar betul-betul mengembangkan ini, artinya dari sisi dana kita yakin banyak dana internasional," kata Lukman.

Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, konsep kurikulum yang akan diterapkan di UIII masih dalam proses rumusan. Pemerintah akan mengundang international adviser yang terdiri dari para ahli dan guru-guru besar dunia dari Mesir, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada untuk merumuskan kurikulum tersebut yang disesuikan dengan kebutuhan kondisi global saat ini. Jusuf Kalla menjamin, kurikulum yang diterapkan dapat mencegah radikalisme.

"Untuk kita tetap islam yang moderat, jalan tengah tapi dibutuhkan ilmu yang lebih tinggi," ujar Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement