REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memastikan akan memberi sanksi kepada pihak sekolah, atas terjadinya duel siswa yang menewaskan ARS (16 tahun) di Kabupaten Bogor pada Jumat (24/11) lalu. Meski begitu, Muhadjir belum membeberkan sanksi apa yang nantinya akan diberikan.
"Kami pasti beri sanksi. Intinya kami tidak mengharapkan itu kembali terjadi," ungkap Muhadjir usai menggelar pertemuan bersama kepala sekolah, dan pemerintah kabupaten (pemkab) Bogor di Kabupaten Bogor pada Selasa (24/11).
Muhadjir menyebut, pihaknya pun tidak bisa melakukan pemecatan terhadap kepala sekolah SMP Islam Asy Syuhada dan SMP Asolihiyah Leuwi batu tersebut. Sebab, kedua sekolah yang terlibat perkelahian adalah sekolah swasta.
Dia menyatakan, kasus tarung gladiator di Bogor memang bukan untuk pertama kalinya. Karena itu, dia mengingatkan agar guru dan kepala sekolah lebih berhati-hati, cermat, dan waspada terhadap perilaku menyimpang kolektif di kalangan siswa.
"Jadi mulai dari keluarga, masyarakat dan sekolah harus bersama dan bahu membahu tukar informasi serta berbagi tugas. Itulah skema yang akan kami lakukan melalui penguatan pendidikan karakter (PPK)," tegas Muhadjir.
Sebelumnya, perkelahian antarsiswa kembali terjadi dan memakan korban jiwa. Terakhir, perkelahian antarsiswa terjadi di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor pada Jumat (24/11) lalu. Perkelahian melibatkan enam siswa SMP Islam Asy Syuhada dengan SMP Asolihiyah Leuwi batu yang menyebabkan salah-seorang siswa, ARS (16 tahun) meninggal dunia.
Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky mengatakan, perkelahian kali ini tidak jauh beda dengan kasus gladiator yang menewaskan Hilarius tahun lalu. Hanya, untuk yang ini, mereka (pelaku dan saksi) menyebutnya sebagai adu ilmu kebal. "Saat duel, salah satu yang dianggap tidak punya kekebalan meninggal," ujar Dicky.