REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), akan segera menyiapkan ahli untuk melakukan revisi buku IPS kelas VI yang menuliskan Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel. Selanjutnya, hasil revisi tersebut akan disebar ke seluruh Indonesia melalui Dinas Pendidikan setiap kabupaten atau kota.
"Mengantisipasi hal ini, kami akan siapkan ralatnya dengan melibatkan ahli," ungkap kepala Puskurbuk Kemendikbud Awaluddin Tjalla kepada Republika, Rabu (13/12).
Awaluddin mengakui, permasalahan ini menunjukkan ekosistem perbukuan yang belum terbangun dengan baik. Dia juga menyayangkan, profesionalisme penulis dan penelaah buku yang menyebabkan buku tersebut lolos terbit dan tersebar di Indonesia.
"Buku itu memang buku BSE, tapi dari penulis individu. Buku IPS itu juga buku yang digunakan untuk pembelajaran kurikulum 2006 yang diberlakukan hingga bulan Juli 2018 mendatang," kata dia menjelaskan.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan sejumlah buku IPS kelas VI, seperti terbitan Yudhistira dan karangan Sutoyo dan Leo Agung yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional karena menulis Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel.
Selain itu, dalam buku karangan Irawan Sadad Sadiman dan Shendy Amalia yang juga diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Nasional Tahun 2009, pada halaman 75 tertulis Ibu Kota Israel adalah Yerusalem.