REPUBLIKA.CO.ID BOGOR -- Akhir-akhir ini ditemukan berbagai macam pemberitaan yang masyarakat terkejut. Salah satunya informasi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, pada akhir Desember 2017 yang mengungkapkan bahwa terdapat 39 titik perkumpulan LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender). Jumlah terbanyak diungkapkan berada di lapangan Sempur, disusul dengan Terminal Laladon. Dua tempat publik tersebut yang mungkin sering dikunjungi anak-anak kita.
Kini, sebagian orang tua, berupaya menghindari perilaku kaum LGBT ini dengan memberikan pendidikan terbaik, salah satunya melalui pendidikan di pesantren. Karenanya menjadi penting, bagi pengelola sekolah khususnya pesantren untuk memahami pendididikan yang menghindarkan anak dari perilaku LGBT tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut, Sekolah Cendekia Baznas bekerja sama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan pelatihan guru dengan tema “Mengenali dan Memperbaiki Perilaku Menyimpang Siswa”, Jumat (23/2).
Menurut Pimpinan Sekolah Cendekia Baznas (SCB) Ahmad Kamaluddin, pada awalnya kegiatan ini hanya diperuntukkan bagi sekolah/pesantren sekitar SCB. “Namun, besarnya antusiasme dari guru sekolah lain menjadikan kegiatan ini cukup ramai dan meriah. Acara ini dihadiri oleh 53 sekolah/pesantren dengan total peserta berjumlah kurang lebih 100 orang dari berbagai kota, yaitu Bogor, Depok, Jakarta, Cianjur, Subang dan Garut,” kata Ahmad Kamaluddin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/2).
Pelatihan tersebut juga dihadiri Kepala Asrama SCB Helmi Nursirwa, serta pimpinan/ Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Bertindak sebagai pemateri pertama yaitu Prof Dr Ir Euis Sunarti MSi yang merupakan guru besar IPB, dan dilanjutkan pemateri kedua Ibu Ani Khairani MPsi, psikolog yang merupakan direktur Unik Edu+, dosen, dan praktisi. “Pemateri menyampaikan pembahasan tentang perlunya memahami besarnya ancaman LGBT kepada anak, pentingnya pencegahan dan penanganan, serta menyusun langkah pencegahan dan persiapan penanganan,” tutur Ahmad Kamaluddin.
Ia menambahkan, pelatihan ini merupakan sebuah pengantar agar program ini menjadi sebuah gerakan, membangun jejaring membentengi moral generasi muda penerus bangsa. “Kegiatan ini dilanjutkan dengan pembentukan forum komunikasi antarsekolah/ pesantren dan akan adanya rencana tindak lanjut lebih mendalam melalui pelatihan berikutnya yaitu program konselor yang diprakarsai oleh Sekolah Cendekia Baznas,” tuturnya.
Sekolah Cendekia Baznas berlokasi di Kampung Cirangkong Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. SCB didirikan atas kerja sama dari tiga pihak, yaitu yayasan Siti Hajar Suja'i sebagai pemberi tanah wakaf, Qatar Charity yang memberikan hibah pembangunan gedung, serta Baznas sebagai pengelola dan menjamin operasional harian melalui dana zakat, infak dan sedekah.