Jumat 30 Mar 2018 14:23 WIB

Pemanfataan TIK Madrasah Aliyah Jabar Perlu Dikembangkan

Pemanfaatan TIK untuk pengembangan profesi guru berada dalam kategori rendah.

Rep: Fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah siswa menggunakan komputer jinjing (laptop) saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Aliyah (MA) 1 Kota Gorontalo, Gorontalo, Selasa (11/4).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Sejumlah siswa menggunakan komputer jinjing (laptop) saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Aliyah (MA) 1 Kota Gorontalo, Gorontalo, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk Madrasah Aliah di Jawa Barat masih perlu dikembangkan. Hal itu terungkap dalam penelitian bidang Pendidikan agama dan keagamaan pada Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Agama Jakarta.

Kepala Litbang Agama Jakarta Muhammad Adlin Sila mengatakan, penelitian dilakukan dengan mengambil sampel atau responden dari sembilan MA di Jawa Barat dengan memetakan bagaimana manfaat TIK di sekolah Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari 2017 lalu guna mengetahui kompetensi guru dan siswa mengenai TIK.

Secara umum pemanfataan TIK oleh guru MA di Jabar pada dimensi kurikulum dan penilaian sudah tinggi, dimensi pedagogik juga cukup tinggi, serta dimensi organisasi dan administrasi pada kategori sudah tinggi.

"Secara umum kompetensi TIK guru pada aplikasi dasar komputer berada pada kategori cukup tinggi. Guru paling sering menggunakan TIK untuk kebutuhan pengolah kata semsisal Ms word seperti mengetik prangkat pelaksanaan pembelajaran (RPP), soal ujian, dan administrasi pembelajaran," ujarnya dalam acara Seminar Hasil Penelitian pemanfataan TIK MA di Harris Hotel Bekasi, Kamis (29/3).

Sedangkan pemanfataan TIK pada kegiatan belajar mengajar di kelas masih jarang ditemukan. Guru masih sedikit yang menyajikan materi digital, audio visual dan internet. Untuk aspek pedagogis, guru lebih banyak memanfaatkan TIK melalui pemberian tugas baik secara individu ataupun kelompok siswa.

Namun demikian, pemanfaatan TIK untuk pengembangan profesi guru berada dalam kategori rendah. Dalam satu tahun terakhir, ditemukan bahwa sebanyak 95,57 responden tidak pernah mengikuti pelatihan design grafis, 92,19 persen tidak pernah mengikuti pelatihan multimedia, 8,6 persen responeden tidak pernah mengikuti pelatihan internet dan sebanyak 80,73 persen tidak pernah mengikuti keterampilan dasar TIK.

"Namun hasil tes kemampuan TIK tik yang meliputi materi Microsoft office, design grafis dan internet pada guru MA Jabar berada pada kategori cukup baik. Ini menunjukkan meskipun tak pernah ikut pelatihan, guru-guru tetap berupaya belajar secara mandiri atau autodidak," kata dia.

Dari seluruh materi yang diujikan, guru-guru kurang menguasai desain grafis dan MS Exel. Ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan TIK di MA, kendala tersebut berupa kendala fisik dan non fisik. Kendala yang paling utama adalah keterbatasan parasrana dan prasarana, kecepatan internet, kemampuan atau skill guru dan keterbatasan waktu untuk memelajari keterampilan TIK.

OPeneliti bidang pendidikan dari Balai Litbang Agama Jakarta Ibnu Salman mengatakan emanfataan TIK pada madrasah aliyah masih butuh dikembangkan guna menciptakan sistem pendidikan Islam yang kebijakan pengintegrasian TIK nya masuk ke dalam menjadi visi tahun 2015-2019.

"Visinya yakni terwujudnya pendidikan Islam yang unggul, moderet dan menjadi rujukan dunia dalam integrasi ilmu agama, pengetahuan dan teknologi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement