REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- K-Link Indonesia meluncurkan sekolah Islam Internasional yang bernama Knowledge Link Intercultural School (KLIS) di tingkat dasar (Primary school) dan secondary (SMP dan SMA). Keduanya berlokasi di K-Link Tower, Jakarta dan kawasan Sentul, Bogor.
Menandai peluncuran sekolah tersebut, K-Link melalui KLIS bekerja sama dengan Asian Islamic Universities Association (AIUA) menyelenggarakan seminar Internasional yang bertema “International Forum On Islam, Education, and Global Peace” di Jakarta, Selasa (9/4).
Presiden Direktur K-Link Indonesia, Dato Radzi Saleh menyatakan seminar ini bertujuan untuk membantu seluruh anggotanya dalam memperkuat perguruan tingginya melalui kerjasama untuk mencapai mutu yang baik. Lulusan dari K-LIS akan dipermudah untuk bisa melanjutkan ke sejumlah universitas Islam ternama di dunia.
Seminar ini juga membahas kurikulum pendidikan Islam yang akan diterapkan di KLIS. Islam yang cinta perdamaian dan memaknai multikultural sebagai pondasi dasar untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang rahamatan lil’alamiin.
“Kami hadir memberikan solusi pendidikan yang tepat, berkarakter multicultural, dan memiliki jiwa perdamaian. Islam yang damai, cerdas dan bagian dari solusi masa depan bangsa,” ujar dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia juga meyakini, orang Indonesia itu berwatak kuat, siap kerja keras, dan militan. Hal ini, tutur dia, terbukti dari leader-leader K-Link dan member K-Link yang berjumlah lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia.
Melalui sekolah ini diharapkan dapat melahirkan leader-leader bangsa yang kuat dan cinta perdamaian. Pemikiran-pemikiran dari para cendekia-cendekia yang hadir pada seminar ini akan memberikan kita semua pemahaman baru mengenai tema-tema penting saat ini salah satunya peran Islam dalam Perdamaian Global.
Adapun salah satu agenda di dalam seminar ini yaitu penandatanganan MoU antara 3 lembaga pendidikan besar seperti USAS (University Sultan Azlan Shah), Madina Institute dan KLIS (Knowledge Link Intercultural School) Secondary. Kerjasama tersebut adalah dalam bentuk pengaplikasian kurikulum yang didalamnya mencakup mata pelajaran sebagai berikut: Tahfizh Qur’an, Arabic Language dan Islamic Studies.
Kerjasama antara KLIS, University Sultan Azlan Shah dan Madina Institute merupakan suatu terobosan yang dilakukan oleh KLIS untuk memberikan yang terbaik bagi para siswa. Untuk kurikulum international KLIS Secondary menggunakan kurikulum Oxford AQA dan KLIS Primary menggunakan kurikulum Cambridge.
K-Link berlisensi pada OXFORD AQA International Examination yang diintegrasikan dengan kurikulum dan silabus di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis dan berkonteks budaya.
Seminar yang membahas tentang kurikulum pengajaran KLIS ini menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan internasional dari dalam dan luar negeri, diantaranya, Sheikh Dr Muhammad Bin YahyaAl-Ninowy (Pendiri Madina Institute dari USA), Prof Dr M Amin Abdullah (Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Indonesia), Prof Dr Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr. Mikdar Rusdi (Senior Assistant Professor dari Seri Begawan Religious College, BruneiDarussalam), Assoc Prof Dr Ismal Lutfi Japakya (Rektor dari Fatoni University, Thailand), Dato’ Dr Muhammad NurManuty (Chairman of UNISZA, Malaysia), Prof Dr Dede Rosyada (Professor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr Mahmod Khatib (Pembicara dari Afrika Selatan), Dato Seri Diraja Dr Zambry (Mantan Menteri Besar Perak, Malaysia).