REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menyabet gelar pahlawan tanpa tanda jasa bukanlah perihal mudah, apalagi bagi empat perempuan tangguh yang hampir menutup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) gratisnya. Rumah Yatim memberikan bantuan peralatan sekolah untuk PAUD bernama PAUD Mulia, yang dikelola oleh empat perempuan tangguh tersebut.
Semangat keempat perempuan itu tidak pernah surut untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu di sekitarnya. Melihat hal itu, relawan Rumah Yatim Jabodetabek memberikan apresiasi lewat bantuan bingkisan bagi keempat pengajar tersebut.
“Mereka terus berjuang untuk tetap memberikan pendidikan bagi anak-anak, khususnya dari kalangan kurang mampu agar bisa tetap bersekolah,” ujar relawan Rumah Yatim regional Jabodetabek, Ali Ridwan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/6).
Menurut Ali, PAUD Mulia telah didirikan sejak 2009. Karena keterbatasan biaya, sarana sekolah tersebut harus ditutup pada saat itu.
Namun karena keyakinan keeempat pengajar tersebut, PAUD Mulia kembali dibuka dan hingga saat ini terus berjuang agar setiap anak yang kurang mampu bisa menikmati pendidikan yang layak.
Kondisi PAUD Mulia termasuk ke dalam sekolah yang kurang layak. Karena secara sarana dan prasarana tidak mencukupi untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak. “Sekolah tidak memungut biaya untuk orang tua siswa, pengajar PAUD hanya menerima seikhlasnya dari tiap orang tua dan tidak ada bayaran khusus bagi mereka,” ujar Ali.
Saat ini, PAUD Mulia yang berlokasi di Gang Kwini RT 01/03, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, belum memiliki bangunan sendiri. PAUD Mulia hanya menumpang ruangan yang disewa dari pengurus mushala setempat. Selain itu, untuk keperluan pendidikan PAUD Mulia masih mengandalkan iuran tidak wajib dari orang tua anak.
Rumah Yatim regional Jabodetabek memberikan bantuan perlengkapan sekolah bagi 31 siswa PAUD Mulia. Bantuan itu diberikan untuk membantu pendidikan anak-anak kurang mampu di sekolah tersebut.
Dari informasi yang diterima relawan Rumah Yatim, hampir 90 persen siswa yang bersekolah di PAUD Mulia berasal dari kalangan kurang mampu. Para siswa yang bersekolah tidak dipungut biaya wajib, terutama siswa yang dari kalangan kurang mampu. “Ini hanya sebagian kecil bantuan kami untuk mereka karena sebenarnya masih banyak keperluan lain bagi belajar anak, seperti buku bacaan anak-anak,” jelas Ali.
Bantuan perlengkapan sekolah ini, lanjut Ali, diharapkan bisa memberikan semangat untuk seluruh anak. Selain itu, bisa juga mengurangi beban orang tua anak yang rata-rata hanya bekerja sebagai buruh tani dan buruh lepas harian.