Selasa 05 Nov 2019 17:34 WIB

Mendikbud Rela tak Populer demi Sukseskan PAUD

Hasil dari investasi PAUD tidak bisa langsung dilihat dalam jangka waktu lima tahun.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Siswa Penddidikan Anak Usia DIni (PAUD) Kemuning Jagakarsa berkunjung ke Museum Batik Indonesia di Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (2/10/2019).
Foto: Thoudy Badai
Siswa Penddidikan Anak Usia DIni (PAUD) Kemuning Jagakarsa berkunjung ke Museum Batik Indonesia di Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (2/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ingin berkomitmen dengan peningkatan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut Direktur PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhammad Hasbi, Nadiem rela tidak popular demi menyukseskan PAUD.

Hasbi menuturkan, investasi di bidang PAUD tidak popular dilakukan. Hal tersebut disebabkan, hasil dari investasi pada PAUD tidak bisa langsung dilihat dalam jangka waktu lima tahun pemerintahan. Hasilnya baru akan terlihat setidaknya 15 hingga 20 tahun ke depan.

Baca Juga

"Nah, oleh karena itu, maka tidak banyak pemerintah daerah yang memiliki kesadaran untuk investasi besar-besaran di bidang PAUD," kata Hasbi, Selasa (5/11).

Hasbi menuturkan, investasi di bidang PAUD memang tidak populis karena tidak bisa dilihat dalam waktu yang pendek. "Makanya Pak Menteri Nadiem katakan bahwa beliau rela tidak popular karena memang tidak bisa dilihat dalam jangka pendek untuk menghasilkan generasi unggul 20 tahun lagi ke depan," kata dia menjelaskan.

Mendikbud, kata Hasbi, sangat berkomitmen untuk membangun PAUD agar lebih berkualitas. Sebab, sebagai lulusan Universitas Harvard, Nadiem sangat teredukasi dengan ide-ide PAUD sebagai gerbang awal untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yamg berkualitas. "Membangun SDM berkualitas yang telah digaungkan pemerintah negara maju sejak bertahun-tahun lalu," kata dia lagi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement