REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inspire Consulting dan Universitas Mercu Buana (UMB) bekerjasama dengan Institute of Certified Management Accountant (ICMA) Australia menggelar Continued Program Development (CPD) yaitu Certified International Bussiness Analyst (CIBA) dan Certified Enterprise Risk Analyst (CERA) di Jakarta.
Pelatihan yang digelar pada 3-4 Desember ini diikuti oleh 30 peserta yang sebagian besar adalah praktisi, dengan menghadirkan dua fasilitator dari Australia, yakni Prof. Janek Ratnatunga (CEO dari ICMA), dan Dr. Chris D’Souza (CFO dari ICMA).
Dekan FEB UMB, Dr. Harnovinsah dalam sambutannya mengatakan, dalam era disrupsi ini seorang akuntan manajemen harus mampu memahami peluang bisnis dan resiko yang mungkin terjadi di perusahaan agar mampu berdaya saing.
Sementara itu, direktur Inspire Consulting, Dr. Ana Sopanah mengatakan, program CIBA dan CERA diakui secara global oleh Academy of Finance & Management Australia (AFMA) dan bekerjasama dengan ICMA Australia.
"Program CIBA dan CERA dapat dikuti oleh peserta pemegang CMA Australia," ujar Ana, dalam siaran persnya, Rabu (4/12). Beberapa tanggapan peserta setelah mengikuti training diantaranya dari General Manager Policy and Governance Division, PT. BNI, Arief Surarso.
"Dengan mengikuti CIBA Program kita dibekali pengetahuan bagaimana menjalankan bisnis di negara-negara yang berbeda, dan fasilitator tidak hanya menyampaikan teori tetapi memberikan contoh-contoh kasus sehingga mudah untuk dipahami," kata Arief.
Business Development PT FABS Indonesia, Dewi Rahmawati mengaku mendapatkan wawasan luas mengenai bisnis analisis dan membantu untuk menentukan keputusan yang tepat.
Sebagai business development manager di salah satu food and beverage company, pihaknya dituntut untuk memahami bisnis dalam berbagai perspektif bukan hanya dalam hal marketing, strategi, cost analisis, tetapi juga culture dan value.
"Bisnis saat ini berkembang sangat cepat dan membutuhkan analisa yang akurat," katanya.
Finance Manager PT Tupperware Indonesia, Dwi Novayanti mengatakan, CIBA Program ini dapat membuka wawasan tentang bagaimana bisnis berlangsung sekarang dan ke depannya.
"Dan bagaimana kita sebagai analis dan pemimpin organisasi dapat memberikan nilai tambah dan menghasilkan pertimbangan serta keputusan yang strategis bagi kemajuan perusahaan," terangnya.
Sementara, dosen Universitas Budi Mulya, Temy Setiawan bilang, pelatihan CIBA ini mengulas kembali tantangan dan peluang atas bisnis yang dijalankan secara multinasional.
"Pemahaman yang komprehensif melalui studi kasus dan diskusi akan menambah wawasan sebagai praktisi maupun pengajar," ujar Temy yang merupakan senior advisor TS consultant.