REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengunjungi korban gempa di Dusun Cupek, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam kunjungannya, Mahfud melihat kondisi warga, terutama pada kegiatan belajar mengajar di tenda darurat pascagempa yang mengguncang Pulau Lombok sejak akhir Juli lalu.
Mahfud mengatakan, proses belajar mengajar sangat penting bagi anak-anak korban lantaran bisa menjadi sarana yang efektif dalam kegiatan pemulihan trauma atau trauma healing. "Yang terpenting sekarang itu kalau untuk anak-anak trauma healing dan tempat belajar seperti ini, sekolah darurat, karena mereka belum bisa sekolah dengan normal," ujarnya di Desa Sigar Penjalin, Lombok Utara, NTB, Sabtu (8/9).
Menurutnya, kegiatan trauma healing di sekolah darurat tersebut merupakan salah satu kebutuhan jangka pendek yang harus dilakukan. "Kalau proses jangka pendek ini sudah berjalan baik, dan para siswa sudah bisa kembali bersekolah seperti sebelumnya dengan bangunan yang nyaman dan aman, maka baru masuk ke proses jangka panjang seperti berupa rehabilitasi bangunan dan rumah warga," lanjutnya.
Mahfud yang datang bersama relawan dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta juga berencana menjadikan Desa Sigar Penjalin sebagai desa binaan dari UII. Nantinya, tim relawan dari UII akan memberikan pendampingan secara penuh dalam memulihkan psikologi warga dan membangkitkan semangat warga dalam menatap kondisi ke depan. "Kami dari UII Jogja memang berencana buat desa binaan di sini. Warga akan dibina terus sampai kembali normal," ucapnya.
Mahfud mengatakan, dalam membuat sebuah desa binaan tentu memerlukan anggaran yang cukup besar. Mengingat jumlah warga terdampak di desa tersebut sangat banyak. Dia dan relawan UII akan berusaha mengumpulkan donasi dari para donatur agar desa binaan ini bisa cepat dibangun. "Kami akan galang dana untuk buat Desa Binaan itu. Kami akan sering datang lagi ke Lombok, ini kedatangan yang pertama, bukan yang terakhir," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Mahfud juga menyinggung soal hikmah di balik musibah. Dia mengatakan, musibah gempa Lombok dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang menjadi momentum yang sangat penting dalam mempersatukan anak bangsa yang acap kali berseberangan karena perbedaan politik. "Di Asian Games, warga Indonesia bersatu dan mendukung Indonesia. Kemudian di bencana Lombok, seluruh warga Indonesia juga bersatu untuk memberikan bantuan. Orang seluruh Indonesia datang ke sini untuk membantu. Artinya, kita tetap merasa bersaudara sebagai anak bangsa," kata Mahfud menambahkan.