Sabtu 15 Sep 2018 07:06 WIB

Kubu Jokowi-Prabowo Hormati Sikap Gatot Nurmantyo

Sikap dan pilihan Gatot Nurmantyo pada pilpres 2019 merupakan pilihan terbaik.

Rep: Ali Mansur, Umar Mukhtar/ Red: Elba Damhuri
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID  JAKARTA -- Dua kubu pasangan bakal capres-cawapres memupus sendiri bujukannya meminang mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ini setelah mantan panglima Kostrad itu memilih untuk berada di tengah, tidak memihak kepada salah satu tim pemenangan capres-cawapres.

"Kita hormati saja, termasuk apa beliau akan netral, berada di kubu Jokowi-Ma'ruf Amin atau kubu Prabowo-Sandi," ujar Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani, kepada Republika, Jumat (14/9).

Arsul menuturkan, bagi kubunya, apa pun sikap dan pilihan Gatot merupakan pilihan terbaik. Arsul menilai, Gatot mempunyai hak menyampaikan sikap politiknya dan juga tentu akan memperhitungkan aspek politis terkait pilpres 2019.

Hal senada juga disampaikan juru bicara Koalisi Indonesia Kerja (KIK), Ace Hasan Syadzily. Menurut dia, tim pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyerahkan sepenuhnya kepada pribadi Gatot.

“Kita kembalikan semuanya sama Pak Gatot,” kata Ace saat dihubungi, Jumat (14/9).

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga mengatakan, soal pilihan politik berkaitan erat dengan keyakinan pribadi masing-masing. Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tidak akan mempermasalahkan keputusan Gatot.

“Ini pilihan. Bagaimanapun harus memilih. Inilah khazanah demokrasi yang indah,” ujarnya.

Sementara itu, dari kubu Prabowo-Sandiaga Uno, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menegaskan, pihaknya tidak memaksa Gatot untuk bergabung. Dirinya sangat menghormati keputusan Gatot jika ingin di posisi netral.

"Pokoknya apa pun keputusan Pak Gatot, kita hormati. Itu menjadi hak masing-masing," ujar Riza saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (14/9).

Terpenting, kata Riza, semuanya ikut mendorong agar pilpres 2019 berjalan demokratis, berkualitas, aman, damai, dan lancar. Kemudian, pilpres juga dapat membawa kesejahteraan, memajukan negara, dan sebagainya.

"Bagi kami, sekalipun kami senang kalau Pak Gatot bergabung, tapi kami mengerti sekali posisi Pak Gatot," kata Riza berharap.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay justru memiliki interpretasi lain soal sikap netral Gatot. "Saya melihat, sementara ini, Gatot masih mencari waktu yang tepat untuk ikut berpartisipasi aktif," kata Saleh kepada wartawan, Jumat (14/9).

Baca Juga: Sandi-Erick: Perubahan Politik?

Bersamaan dengan itu, ia melihat Gatot tentu melakukan kalkulasi politik. Menurut dia, hal itulah yang membuat Gatot belum memutuskan bergabung ke koalisi tertentu.

“Kalau kami, yakin Gatot akan bergabung mendukung Prabowo," ujarnya.

Gatot Nurmantyo sebelumnya menegaskan bahwa dirinya memilih netral dengan tidak mendukung pasangan Prabowo-Sandi ataupun Jokowi-Ma’ruf. Pernyataan itu sekaligus membantah kabar yang menyebutnya telah masuk menjadi anggota PAN.

Gatot mengaku ingin fokus menjadi pengamat. Dirinya saat ini lebih memilih kegiatan lain sehingga belum memikirkan dukungan di pilpres 2019.

“Biarkan saya di tengah saja. Saya tidak ke mana-mana. Mohon doa yang terbaik untuk saya,” katanya.

(antara/amri amrullah/dedy darmawan, ed: angga indrawan)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement